Advertisement

Dampak Pergerakan Lempeng Australia, Permukaan Tanah Malang Turun 3 Meter, Surabaya malah Naik

Choirul Anam
Jum'at, 12 Oktober 2018 - 19:17 WIB
Nina Atmasari
Dampak Pergerakan Lempeng Australia, Permukaan Tanah Malang Turun 3 Meter, Surabaya malah Naik Ketua Grup Riset Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Fatwa Ramdani memberikan penjelasan tentang penurunan permukaan tanah di Malang dan sekitarnya, Jumat (12/10). - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, MALANG —Hasil riset dari  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, kawasan Malang Raya, yang mencakup wilayah Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang Selatan, dan sekitarnya mengalami penurunan permukaan tanah hingga 3 meter dalam 3 tahun terakhir.

Ketua Grup Riset Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Fatwa Ramdani mengatakan pihaknya melakukan analisis terhadap pergerakan vertikal dari wilayah Malang Raya berbasis data satelit radar (Sentinel-1) milik Uni Eropa (UE). Data yang dikumpulkan adalah selama tiga tahun terakhir, yakni 2015-2018.

Advertisement

“Pendekatan Differensial Interferogram Synthetic Aperture Radar (DinSAR) dilakukan untuk mendapatkan informasi perubahan secara vertikal dari permukaan muka tanah,” ucapnya, Jumat (12/10/2018).

Hasilnya cukup mengejutkan karena wilayah Malang Raya di bagian selatan dan sekitarnya mengalami penurunan muka tanah yang signifikan dalam periode tersebut, yaitu hampir 3 meter. Sementara itu, wilayah tengah dan utara tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Sebaliknya, wilayah paling utara, seperti Surabaya dan Pulau Madura, mengalami kenaikan muka tanah sekitar 30 cm.

Adapun aktivitas lempeng Australia yang terus bergerak mendorong ke arah utara menuju selatan Pulau Jawa bergerak sekitar 71 mm per tahun. Meski terlihat  kecil, tapi dampaknya ternyata sangat besar pada penurunan muka tanah.

Hal itu dapat menunjukkan kepada masyarakat di wilayah Malang Raya bagian selatan dan sekitarnya bahwa mereka perlu mempertimbangkan struktur bangunan yang tahan terhadap perubahan penurunan muka tanah yang signifikan agar tidak mengakibatkan kerugian baik material maupun non material di kemudian hari.

Sementara itu, masyarakat di wilayah tengah dan utara Malang Raya perlu memperhatikan pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Pertumbuhan yang tidak terkontrol akan mendatangkan bencana seperti banjir dan longsor pada musim penghujan.

 "Analisis sementara kami menunjukkan bahwa selama 20 tahun terakhir Kota Malang dan Batu tumbuh sangat cepat," ujar Fatwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement