Advertisement
Aksi Penduduk di Australia Ini Bikin Koala Kelaparan sampai Mati

Advertisement
Harianjogja.com, SYDNEY-Penyelamat binatang di sebuah pulau Australia di lepas pantai selatan mengatakan, koala mengalami kelaparan hingga mati karena penduduk menebang pohon untuk mencegah kebakaran semak, sehingga menghancurkan habitat dan sumber makanan binatang itu.
Seorang pekerja tempat penampungan di Pulau Raymond tak jauh dari negara bagian Victoria, Wendy Hendriksen mengatakan, setidaknya setiap minggu fasilitas tempatnya bekerja menerima satu koala yang kelaparan.
Advertisement
"Ini memengaruhi koala di semua negara bagian, tidak hanya di sini di Pulau Raymond," ujar ia yang bekerja pada fasilitas seluas 770 hektare ini yang menjadi rumah bagi 250 koala dan 470 orang.
"Sangat terlihat di sini karena kami hanya memiliki satu penampungan untuk semua koala, sehingga kami bisa melihat masalah ke tingkat yang lebih dalam," papar dia seperti dilansir dari Reuters, Rabu (1/8/2018).
Australia tengah mengalami cuaca kering yang extrem, meskipun kemarau yang lebih intens menyerang wilayah yang lebih jauh di utara, di negara bagian New South Wales.
Meski demikian, dalam upaya mencegah kebakaran tak terkendali, pembersihan lahan mengancam para koala, yang kebanyakan bertahan hidup dengan makan daun eukaliptus.
Sebagian besar ditemukan di dekat garis pantai Australia, marsupial ini diperkenalkan ke tempat-tempat seperti Pulau Raymond. Hal ini dilakukan untuk membantu mereka bertahan hidup setelah para pemukim Eropa yang tertarik untuk memperdagangkan bulu mereka menembak mereka hampir sampai punah.
Seorang profesor ilmu hayat dan lingkungan di Universitas Sydney Valentina Mella mengatakan, populasi yang dikenalkan itu kerap melampuai lingkungan penangkarannya dan berisiko kelaparan jika pengendalian reproduksi tidak cukup dilakukan.
"Kebakaran semak, khususnya di Victoria, juga menjadi ancaman bagi mereka," kata Mella.
Hukum Australia mengklasifikasikan koala sebagai binatang rentan, dengan jumlah di alam liar kurang dari 90.000, mungkin bahkan 43.000, sesuai estimasi Yayasan Koala Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : REUTERS
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Disdik Sleman Berharap Kursi Yang Ditinggalkan Dapat Terisi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sumbangan 10.000 Ton Beras dari Indonesia Tidak Bisa Masuk ke Gaza, Menlu Ungkap Penyebabnya
- Pakar Hukum Sebut Revisi UU Pemilu Wajib Memasukkan Putusan MK
- Suap ke Mbak Ita Demi Mendapat Proyek, Ketua Gapensi Semarang Dituntut 5 Tahun Penjara
- Kementerian Hukum Tegaskan Pembayaran Royalti Jadi Tanggung Jawab Penyelenggara Acara, Bukan Penyanyi
- Kementrans Berjanji Tuntaskan Penerbitan SHM 129.553 Bidang Lahan Transmigran
- Presiden Prabowo Subianto Sebut Wisma Danantara Indonesia sebagai Rumah Besar Investasi
- Bobby Nasution Siap Diperiksa Terkait Korupsi di Dinas PUPR Sumut, Begini Respons KPK
Advertisement
Advertisement