Advertisement
Soal Essay dalam UN Bakal Hadapi Kendala Teknis saat Penilaian
Advertisement
Penggunaan soal essay dalam Ujian Nasional (UN) 2018 diperkirakan bakal mengalami kendala teknis di sistem koreksi jawaban.
Harianjogja.com, JOGJA - Penggunaan soal essay dalam Ujian Nasional (UN) 2018 diperkirakan bakal mengalami kendala teknis di sistem koreksi jawaban.
Mengingat, koreksi jawaban essay tidak memungkinkan dapat menggunakan scan lembar jawaban komputer (LJK) seperti pilihan ganda yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
Advertisement
Mantan Rektor UNY Prof. Rochmat Wahab menjelaskan, sistem koreksi harus diperhatikan secara cermat dalam penggunaan soal essay UN. Mengingat setiap orang dalam mengoreksi jawaban essay akan berbeda tafsir antara satu dengan lainnya.
Kecuali jika sifat soal isian dan hanya menyebutkan jawaban yang tekstual. Namun soal jenis isian itu tentu berbeda dengan jenis essay yang memberikan peluang keterbukaan siswa sebagai penjawab soal.
"Kalau terbuka berarti kan kriteria yang ada di situ bisa mengcover ide yang dimunculkan jawaban siswa, lalu bagaimana cara menilainya?" ungkap Rochmat yang bertahun-tahun menangani UN ini, Rabu (15/11/2017).
Meski sudah ada kriteria maupun rambu-rambu jawaban, tetapi dalam praktiknya sangat memungkinkan terjadi perbedaan penilaian antara petugas koreksi satu dengan lainnya. Sehingga, ia memprediksi penerapan soale essay ini bakal ada kendala di ranah teknis.
Karena dipastikan tidak bisa segampang proses koreksi bentuk LJK. Apalagi, kata dia, setiap jawaban pada tes essay harus dihargai. Sementara siswa akan memberikan jawaban dengan bebas sesuai pengetahuan mereka.
"Nggak bisa dengan komputer atau program saya kira tidak bisa untuk menilai karena apa yang muncul itu serba prediksi. Setiap anak pasti berbeda meski soal sama, contohnya saya pernah mencoba 40 anak saya minta membuat lingkaran hasilnya berbeda semua jumlah jenisnya sampai 140 lingkaran. Nah kalau kriterianya hanya 10 atau 50 kriteria [essay] saja kan tidak tercover semua ide siswa," kata dia.
Rochmat mempersilahkan saja Kemendikbud menerapkan soal tersebut secara nasional, karena tidak menjadi satu-satunya penentu kelulusan. Kalau soal essay hanya sekedar untuk memberikan apresiasi siswa sehingga tidak terlalu beresiko.
Kemungkinan resiko yang timbul hanya sekedar tidak objektif ada yang diuntungkan dan dirugikan. "Kecuali kalau menentukan kelulusan, satu strip saja jawaban bisa membuat orang tidak lulus itu berbahaya, mengkhawatirkan," kata dia.
Ia menambahkan, belum semua sekolah menerapkan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) secara nasional juga akan menjadi kendala sendiri.
Jika siswa mengerjakan soal essay secara manual, proses koreksi kian sulit dan multi tafsir jika jawaban siswa tidak dapat terbaca secara manual. "Apalagi, tidak semua tulisan siswa itu bagus dan bisa dibaca dengan baik," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Patung Biawak Wonosobo Viral, Ini Penuturan Pematungnya
- Mendagri Tito Karnavian Siap Mengkaji Kriteria Daerah Istimewa Surakarta Jika Serius Diusulkan
- Prakiraan Cuaca, Sejumlah Kota Besar Berawan hingga Hujan Ringan Hari Ini
- Jokowi dan Rombongan Tiba di Roma untuk Menghadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- 17 Dubes Afrika Naik Whoosh dari Jakarta Ke Bandung untuk Hadiri Peringatan KAA
Advertisement

Bupati Sleman Dapat Gelar KMT H Pangarsohadiprojo dari Kraton Ngayogyakarta, Ini Maknanya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi dan Rombongan Tiba di Roma untuk Menghadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- Wacana Surakarta Jadi Daerah Istimewa Kembali Mencuat, Begini Kata Istana
- Prakiraan Cuaca, Sejumlah Kota Besar Berawan hingga Hujan Ringan Hari Ini
- Tarif Tol Semarang ABC Mulai Naik per Sabtu 26 April 2025, Ini Daftar Harga Kenaikannya
- Mendagri Tito Karnavian Siap Mengkaji Kriteria Daerah Istimewa Surakarta Jika Serius Diusulkan
- Catat! MBR Suami Istri Hanya Boleh Manfaatkan Program FLPP 1 Kali
- Saksi Sebut Sekjen PDIP Hasto Pernah Bertemu Eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan
Advertisement
Advertisement