Advertisement

JAMINAN KESEHATAN : Ini Cara UGM Bantu Atasi Masalah JKN

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 21 Januari 2015 - 13:42 WIB
Mediani Dyah Natalia
JAMINAN KESEHATAN : Ini Cara UGM Bantu Atasi Masalah JKN JIBI/HARIAN JOGJA - DESI SURYANTO Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Advertisement

Jaminan kesehatan, KPMAK FK UGM bekerjasama dengan VU University Amsterdam, Erasmus University Rotterdam, dan Amsterdam Institut for Global Health and Development melakukan melakukan sejumlah kegiatan untuk memperkuat asuransi dan pembiayaan.

Harianjogja.com, JOGJA-Setahun berjalan, kendala pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih diraskan penyelenggara BPJS Kesehatan, rumah sakit, tenaga kesehatan bahkan masyarakat. Diperlukan riset untuk memberikan masukan pembuatan kebijakan.

Advertisement

Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Ali Ghufron Mukti, menyebutkan pelaksanaan program JKN banyak menemukan tantangan dari penyelenggara hingga penerima layanan. Karenanya berbagai terobosan dibutuhkan untuk menjawab persoalan seputar JKN. Salah satunya dengan riset berbasis bukti (evidence) yang diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan kebijakan.

“Riset tentang JKN masih terbatas. Belum terlalu bisa menjawab berbagai persoalan yang sedemikian banyaknya. Untuk itu dibutuhkan banyak penelitian berbasis bukti yang salah satunya bisa dilakukan kalangan kampus,” katanya, Selasa (20/1/2015) di sela-sela acara kick off penguatan kapasitas asuransi dan pembiyaan kesehatan, pusat Kebijakan dan Pembiayaan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK) FK UGM di kampus setempat .

Selanjutnya KPMAK berupaya memperkuat kapasitas asuransi dan pembiayaan kesehatan guna mendukung program JKN. Bersama VU University Amsterdam, Erasmus University Rotterdam, dan Amsterdam Institut for Global Health and Development, KPMAK memperkuat riset sekaligus melakukan perbaikan kurikulum dan proses pembelajaran di kampus, penguatan komunitas profesional terkait dan masyarakat, penguatan sumber daya manusia, serta penguatan publikasi ilmiah tentang asuransi dan pembiayaan. Riset dilakukan selama empat tahun dan dibiayai Nuffic Belanda dengan anggaran riset Rp20 Miliar.

Sementara itu, Eddy K.A. Van Doorslaer selaku pakar kesehatan masyarakat VU University Amsterdam mengungkapkan selain memperkuat riset dalam kerjasama ini juga disediakan beasiswa untuk mahasiswa program pascasarjana. Pemberian beasiswa bertujuan meningkatkan jumlah master dan doktor dalam bidang asuransi dan pembiayaan.

“Hasil dari penelitian yang dilakukan harapannya bisa diterapkan dan memberikan dampak positif dalam implementasi asuransi kesehatan di Indonesia,”terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hendak Mengambil Ponsel, Warga Sleman Malah Kecemplung Sumur

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement