Advertisement

KURIKULUM 2013 : SMPN 5 Buku Ajar Berlebih, di SD Kekurangan

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 19 Juli 2013 - 03:00 WIB
Maya Herawati
KURIKULUM 2013 : SMPN 5 Buku Ajar Berlebih, di SD Kekurangan

Advertisement

[caption id="attachment_427754" align="alignleft" width="301"]http://www.harianjogja.com/?attachment_id=427754" rel="attachment wp-att-427754">http://images.harianjogja.com/2013/07/buku-ILUSTRASI-REUTERS.jpg" alt="" width="301" height="168" /> Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]

Harianjogja.com, JOGJA-http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/18/kurikulum-2013-di-jogja-satu-buku-ajar-untuk-dua-siswa-427735" target="_blank">Distribusi buku ajar untuk Kurikulum 2013 di wilayah Kota Jogja masih banyak masalah. Di tingkat SMP, sebagian sekolah kekurangan buku, sebagian lain kelebihan. Sedang di SD kekurangan buku hingga 30 eksemplar.

Advertisement

Humas SMPN 5 Abdurrahman, setelah proses perhitungan selesai hasilnya buku ajar yang diterima berlebih. Jumlah siswa sebanyak 320 orang, buku ajar yang diterima sebanyak 357 eksemplar untuk masing-masing mapel.

"Untuk mapel PAI, siswa kami sebanyak 285 orang tetapi diberi buku sebanyak 332 eksemplar. Syukurlah tidak ada kekurangan," ungkap Abdurrahman, Kamis (18/7/2013).

Sementara, Kepala Bagian Kurikulum SD Muhammadiyah Sapen, Novia Nuryany mengakui, masih terdapat kekurangan buku ajar bagi untuk kelas 1 dan kelas 4 masing-masing 30 eksemplar.

Pihak sekolah sudah menyiasati dengan membagi buku ajar sesuai jumlah siswa dulu di masing-masing sekolah di bawah yayasan. Pihaknya akan menutupi kekurangan buku sementara dengan cara menggandakan buku ajar yang sudah diterima atau dengan mendownload melalui internet.

"Yang jelas siswa kami tetap mendapat buku ajar. Cuma, karena buku-buku ini menjadi kewenangan Kemendikbud kami juga sudah melaporkan kekurangan buku tersebut ke pusat," ujar Novia.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota (Disdik) Kota Jogja, Sugeng M Subono menghimbau agar sekolah-sekolah yang kekurangan buku ajar segera melaporkan masalah tersebut ke Kemendikbud. Pasalnya, Disdik Kota juga tidak memiliki kewenangan untuk memberikan solusi terkait hal itu.

"Sejak awal memang, kami tidak dilibatkan dalam proses distribusi buku ajar. Jadi, kalau ada kekurangan buku langsung laporkan ke Pusat dan tembusan surat bisa ke Dinas," kata Sugeng belum lama ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Berkat Aplikasi Aksi Mesra, Administrasi Menikah di Bantul Kini Mudah, Cepat dan Gratis

Bantul
| Rabu, 29 November 2023, 16:27 WIB

Advertisement

alt

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY

Wisata
| Minggu, 26 November 2023, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement