Advertisement
KASUS SUAP : Kepala Dishutbun Gunungkidul Diduga Terima Upeti

Advertisement
http://www.harianjogja.com/baca/2013/05/20/kasus-suap-kepala-dishutbun-gunungkidul-diduga-terima-upeti-408361/suap-ilustrasi-solopos-graf-2" rel="attachment wp-att-408362">http://images.harianjogja.com/2013/05/Suap-ilustrasi-solopos-graf-150x150.jpg" alt="" width="150" height="150" />
JOGJA—Kasus suap sebesar Rp120.000 yang menyeret pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gunungkidul memasuki babak baru. Uang hasil suap pengurusan Surat Keterangan Sah Kayu Bulat Kayu Rakyat diduga dinikmati pimpinan.
Persoalan itu terkuat setelah salah seorang saksi, Topan, dari Paguyuban Ngudi Makmur, menjelaskan adanya setoran dana yang diberikan para pedagang ke Dishutbun setiap bulan. Dalam kesaksiannya, setiap pedagang kayu yang mengurus SKSKBKR harus menyetor uang Rp6.000 per meter kubik ke Paguyuban Ngudi Makmur.
Advertisement
Kemudian, uang setoran dari para pedagang kayu disetorkan ke Bendahara Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebelum disertorkan ke Pemkab Gunungkidul.
“Setiap bulan rata-rata kami menyetor Rp20 juta. Kami setor ke dinas dan kabupaten,” ujar Topan saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jogja, Senin (20/5/2013).
Selain itu, sambungnya, Paguyuban Ngudi Makmur juga diberi satu ruangan untuk digunakan sebagai kantor. Kantor itu terletak di dalam kompleks kantor Dishutbun Gunungkidul.
“Kami diberi ruangan sebagai kantor oleh Dinas. Setiap pedagang yang ingin mengurus surat penerbitan, harus setor ke kami dulu sebelum beri SKSKBKR. Kalau tidak ada surat itu, tidak bisa kayu,” terang Topan.
Namun, keterangan Topan tersebut dibantah mantan Kepala Dishutbun Gunungkidul, Anik Indarwati.
Dia juga membantah adanya paksaan bagi pegadang kayu untuk menyetor uang tersebut. Sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani antara Bupati Gunungkidul, Dishutbun dan Paguyuban Ngudi Makmur, uang setoran untuk menerbitkan SKSKBKR bersifat sukarela.
“Uang setoran itu masuk ke Pendapatan Asli Daerah. Kemudian pada tahun berikutnya, 50% digunakan Dishutbun untuk kegiatan bersama pedagang kayu, seperti pembibitan dan sebagainya,” jelas Anik Indarwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPOM Telusuri Temuan Mi Instan Mengandung Etilen Oksida di Taiwan
- Hore, Bansos Beras 10 Kg Dilanjutkan hingga Desember 2025
- Presiden Prabowo Temui Emir Qatar Setelah Israel Serang Doha
- PBB Ingatkan Tepi Barat Terancam Terbelah akibat Permukiman Israel
- BPBD Bali Sebut Hingga Pagi Ini Ada 19 Orang Meninggal Dunia
Advertisement

Pemkab Bantul Gratiskan Seragam Sekolah bagi Siswa Baru
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Gaji PPPK Paruh Waktu 2025, Jakarta Tertinggi dan Jateng Terendah
- Agen Tenaga Kerja Asing Beri THR ke Pegawai Kemnaker Pakai Duit Korupsi
- Istri eks PM Nepal Masih Hidup dan Dirawat Intensif
- 46 Orang Tewas Akibat Serangan Udara dari Irael ke Wilayah Yaman
- Begini Ciri dari Terduga Pelaku Penembakan Charlie Kirk
- Peserta JKN Wajib Jalani Skrining Riwayat Kesehatan
- TNI AD Dikerahkan untuk Evakuasi Korban Banjir di Bali
Advertisement
Advertisement