Advertisement

Kemkomdigi Temukan 1.890 Konten Hoaks dalam Setahun

Newswire
Senin, 08 Desember 2025 - 15:27 WIB
Sunartono
Kemkomdigi Temukan 1.890 Konten Hoaks dalam Setahun Ilustrasi hoaks. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kemkomdigi mencatat 1.890 konten hoaks beredar di ruang digital sepanjang periode 20 Oktober 2024 hingga 6 Desember 2025, hasil patroli siber dan aduan masyarakat.

Lebih dari 3,38 juta konten negatif telah ditindak, mulai dari judi daring, pornografi, penipuan, hingga konten terorisme dan radikalisme. Facebook masih menjadi platform dengan temuan konten negatif terbanyak karena basis pengguna yang sangat besar di Indonesia. Selain itu, konten serupa juga ditemukan di X, Instagram, Threads, Telegram, YouTube, TikTok, hingga WhatsApp.

Advertisement

Penanganan hoaks dilakukan dengan menjaga keseimbangan antara penindakan dan kebebasan berekspresi publik. Pemerintah memastikan moderasi konten—takedown maupun pemblokiran—dilakukan sesuai prinsip internasional, transparan, dan dapat diajukan keberatan oleh masyarakat. Pengawasan ruang digital dilakukan secara kolaboratif bersama BSSN, Polri, TNI, dan Kemenko Polhukam.

"Kami menghitung sejak periode 20 Oktober 2024 hingga 6 Desember 2025. jadi kurang lebih 1 tahun lebih, penemuan isu hoaks ada 1.890 [konten]," kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Senin (8/12/2025).

Secara umum, Kemkomdigi telah melakukan penindakan terhadap lebih dari 3.381.000 konten negatif di ranah digital. Konten-konten tersebut berhasil diidentifikasi dan ditangani berkat patroli siber dan kanal aduan masyarakat.

"Secara umum ada 3.381.000 lebih konten internet negatif [yang ditangani] dimana perjudian ada 2,6 juta konten, pornografi sekitar 660.000, penipuan sekitar 30.000, konten negatif yang kami terima dari lintas sektor baik itu kepolisian ataupun kementerian lembaga lain ada 13.932, terorisme dan radikalisme 8.500, dan DFK [disinformasi, fitnah, dan kebencian] ada 3.977," paparnya.

Meutya meyakini masih banyak hoaks maupun konten negatif lainnya yang belum terdeteksi. Konten negatif paling banyak ditemukan di Facebook karena jumlah penggunanya yang masif di Indonesia.

"Kemudian [konten negatif] juga ada di X, Instagram, Threads, Telegram, Youtube, Tiktok, WhatsApp dan sebagainya," ujarnya.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Alexander Sabar mengatakan dalam menangani hoaks, pihaknya berupaya menjaga keseimbangan antara penindakan dan perlindungan kebebasan berekspresi masyarakat. Pemerintah tidak ingin upaya pemberantasan hoaks justru berujung pada pemblokiran berlebihan yang dapat menghambat ruang berekspresi publik.

“Kita menjamin ruang sipil itu tetap terbuka dengan memastikan bahwa intervensi negara tidak menghambat partisipasi publik,” ujar Alexander.

Setiap tindakan moderasi konten, baik berupa takedown maupun pemblokiran, dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip internasional, serta melalui mekanisme yang transparan dan akuntabel. Proses moderasi konten, termasuk mekanisme keberatan dan koreksi dari masyarakat, juga dibuka secara transparan melalui penyelenggara sistem elektronik (PSE).

Alexander menyebutkan, pengawasan ruang digital dilakukan secara kolaboratif setiap hari dengan melibatkan sejumlah instansi, antara lain Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Polri, TNI, hingga Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.

“Setiap hari kami mengumpulkan data bersama, dan ditentukan di situ apakah ini (konten) masuk kategori yang dilarang dalam Undang-Undang ITE,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Arus ke Wisata Dominasi Nataru, Dishub DIY Siapkan Rekayasa Lalin

Arus ke Wisata Dominasi Nataru, Dishub DIY Siapkan Rekayasa Lalin

Jogja
| Senin, 08 Desember 2025, 15:57 WIB

Advertisement

Wisata Petik Melon Gaden Diserbu Pengunjung saat Panen Perdana

Wisata Petik Melon Gaden Diserbu Pengunjung saat Panen Perdana

Wisata
| Minggu, 07 Desember 2025, 12:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement