Advertisement

Riset: Sarden Menipis, 60.000 Penguin Afrika Kelaparan

Newswire
Sabtu, 06 Desember 2025 - 10:57 WIB
Sunartono
Riset: Sarden Menipis, 60.000 Penguin Afrika Kelaparan Penguin. - Pixabay.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penangkapan sarden berlebihan di pesisir selatan Afrika Selatan diduga memicu kematian lebih dari 60.000 penguin Afrika dalam tujuh tahun.

Studi internasional mencatat eksploitasi sarden mencapai level ekstrem pada 2005–2010, membuat penguin gagal menambah berat badan jelang molting. Tanpa cadangan lemak yang cukup, sebagian besar tidak mampu bertahan saat bulu mereka rontok dan tidak dapat mencari makan.

Advertisement

Para peneliti menyarankan pembatasan aktivitas perikanan di sekitar koloni untuk menekan penurunan populasi. Ancaman terhadap spesies ini makin serius setelah IUCN menaikkan statusnya menjadi kritis pada 2024.

Jumlah tersebut mewakili sekitar 95 persen populasi penguin yang berkembang biak di dua koloni dekat Cape Town, menurut sebuah kajian yang diterbitkan kelompok ilmuwan internasional.

Penelitian yang dipublikasikan pada Kamis (4/12) dalam jurnal Ostrich: Journal of African Ornithology itu menyebutkan kematian penguin Afrika dewasa setelah 2004 kemungkinan besar disebabkan oleh kelaparan.

Kajian tersebut menemukan sekitar 62.000 ekor penguin yang berkembang biak di Pulau Dassen dan Pulau Robben selama periode tersebut mati akibat peningkatan penangkapan ikan Sardinops sagax, sumber makanan utama mereka.

Tingkat eksploitasi perikanan sarden di wilayah barat Cape Agulhas tercatat secara konsisten berada di atas 20 persen populasi ikan pada 2005–2010, bahkan mencapai puncak 80 persen pada 2006.

Kajian itu juga menyimpulkan bahwa tingginya angka kematian penguin di sekitar Pulau Dassen dan Pulau Robben berkaitan dengan ketidakmampuan mereka menambah berat badan menjelang musim pergantian bulu.

Penguin Afrika membutuhkan pasokan makanan yang stabil, terutama pada periode sebelum molting, karena fase tersebut sangat menentukan kelangsungan hidup mereka.

Molting pada penguin adalah proses biologis tahunan di mana mereka melepaskan bulu lama dan menumbuhkan bulu baru yang lebih kuat, lebih sehat dan tahan air untuk menjaga kehangatan dan kemampuan berenang mereka. 

Selama proses molting (biasanya 2-3 minggu), penguin tidak bisa berenang karena bulunya tidak kedap air, sehingga mereka harus tetap di darat dan tidak makan serta mengandalkan cadangan lemak yang mereka kumpulkan sebelumnya.

Penelitian itu mendapati bahwa sebagian besar penguin yang berhasil melalui proses molting mampu memulihkan kondisi tubuh dan kembali ke koloni untuk bertelur. Sebaliknya, penguin yang gagal mengalami molting kemungkinan besar mati kelaparan.

Dengan populasi global yang untuk pertama kalinya turun menjadi kurang dari 10.000 pasangan pada 2023, para peneliti menegaskan perlunya upaya serius untuk mencegah penurunan lebih lanjut ukuran koloni penguin Afrika.

Mereka merekomendasikan penutupan area penangkapan ikan di dekat koloni serta pengelolaan tekanan penangkapan ikan sarden dan ikan teri di Afrika Selatan untuk menahan penurunan populasi.

Pada 2024, Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menetapkan status risiko kepunahan penguin Afrika meningkat menjadi kategori kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Bencana Banjir Sumatera Memburuk, Pakar Desak Evaluasi Total

Bencana Banjir Sumatera Memburuk, Pakar Desak Evaluasi Total

Jogja
| Sabtu, 06 Desember 2025, 10:37 WIB

Advertisement

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

Wisata
| Minggu, 30 November 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement