Advertisement
G20 Tantang Kebijakan Tarif Trump dalam Deklarasi Baru
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan. ANTARA/Anadolu - py / am.
Advertisement
Harianjogja.com, MOSKOW— Negara-negara anggota G20 dalam pertemuan puncak Sabtu (22/11/2025) menyatakan komitmen untuk menangani “langkah-langkah perdagangan sepihak yang tidak sesuai” dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sikap ini dinilai menantang kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Tanpa kehadiran Trump maupun pejabat pemerintah AS, KTT G20 tahun ini mengambil langkah tidak biasa dengan mengadopsi deklarasi di awal pertemuan. Dokumen itu kemudian disahkan oleh Afrika Selatan selaku tuan rumah.
Advertisement
Selama masa jabatan sebelumnya, Trump kerap mengabaikan kerangka kerja multilateral G20 melalui kebijakan “America First,” termasuk pernyataan kontroversialnya soal dugaan perlakuan tidak adil terhadap petani kulit putih di Afrika Selatan—klaim yang telah dibantah pemerintah negara tersebut.
Deklarasi G20 yang tidak didukung AS ini juga menyoroti meningkatnya “ketidakpastian dan fragmentasi ekonomi global,” serta menegaskan pentingnya menghindari ancaman atau penggunaan kekuatan untuk memperoleh akuisisi teritorial.
BACA JUGA
“Kami menegaskan keyakinan kami pada kerja sama multilateral untuk secara kolektif mengatasi tantangan bersama,” demikian bunyi deklarasi tersebut.
Afrika Selatan, yang memimpin G20 untuk pertama kalinya, mendorong kolaborasi dalam isu perubahan iklim, keberlanjutan utang, dan tantangan negara-negara berkembang.
Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, yang baru sebulan menjabat, turut menekankan pentingnya tatanan internasional berbasis aturan. Kehadirannya di G20 berlangsung di tengah memburuknya hubungan Jepang–China setelah komentarnya terkait Taiwan, pulau demokratis yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya.
Di Afrika Selatan, China berupaya membangun koordinasi dengan negara-negara berkembang untuk menekan Takaichi agar menarik pernyataannya mengenai kemungkinan keterlibatan Jepang dalam kontingensi Taiwan, menurut sejumlah pakar hubungan luar negeri.
Selain Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin juga absen, sementara Presiden China Xi Jinping digantikan oleh Perdana Menteri Li Qiang. China menyatakan Li tidak merencanakan pertemuan bilateral dengan Takaichi, dan setiap interaksi singkat akan dipantau secara ketat.
Dalam pembicaraan terpisah, Li dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa sepakat memperkuat dukungan timbal balik atas isu-isu inti kedua negara, termasuk Taiwan. Sikap tersebut dipandang sebagai bentuk bantahan terhadap pernyataan Takaichi.
Pada sesi pleno, Takaichi menyebut dunia kini menghadapi “serangkaian krisis kompleks,” merujuk pada konflik global dan prospek ekonomi yang tidak menentu.
Sejak pertemuan pertamanya di Washington, 2008, G20 selalu menghasilkan deklarasi bersama, termasuk pada periode pertama Trump di Gedung Putih pada 2017. Namun, KTT di Afrika Selatan menjadi yang pertama sejak Trump kembali menjabat pada awal 2025, dan berlangsung di tengah kebijakan tarif impor baru yang memicu kekhawatiran terhadap perdagangan global.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2025 berada di angka 3,2 persen, lebih rendah dari rata-rata pra-pandemi 3,7 persen. IMF juga memperingatkan ketidakpastian tinggi akibat kebijakan tarif AS.
Menjelang keberangkatannya ke Johannesburg, pemerintahan Takaichi telah merampungkan paket ekonomi besar untuk meredam tekanan harga dan dampak tarif AS, sekaligus mendorong investasi jangka panjang. Namun kebijakan fiskal tersebut melemahkan yen dan mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.
Ketegangan dengan China juga berimbas pada ekonomi Jepang, terlebih setelah Beijing kembali menangguhkan impor makanan laut Jepang. Penangguhan dilakukan setelah Takaichi menyatakan bahwa serangan militer ke Taiwan dapat “mengancam kelangsungan hidup” Jepang dan membuka peluang respons oleh Pasukan Bela Diri Jepang.
G20 beranggotakan Argentina, Australia, Brasil, Inggris, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Amerika Serikat, Uni Afrika, dan Uni Eropa.
Trump dijadwalkan memimpin KTT G20 tahun depan di resor golf miliknya di Miami, Florida, tidak jauh dari wilayah Mar-a-Lago.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kulonprogo Perkuat EWS Longsor dan Banjir Jelang Musim Hujan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ericsson Sebut Adopsi 6G Dipimpin AS dan Asia Mulai 2031
- Viral Remaja Ditangkap, Polres Bantul: Bukan Aksi Klitih
- Deltras Vs PSS Sleman, The Lobster Unggul 1-0 di Babak Pertama
- Semeru Level Awas, Lahar Hujan Mengalir hingga 2 Jam
- Festival Lereng Merapi Suguhkan 1.000 Penari dan Ribuan Sajian
- Populasi Panda Penangkaran China Naik Hampir Dua Kali Lipat
- Koper Misterius di Denpasar Diperiksa Tim Jibom Polda Bali
Advertisement
Advertisement




