Advertisement

BGN Jelaskan Alasan MBG Tak Beri Uang Tunai ke Orang Tua

Newswire
Rabu, 19 November 2025 - 17:17 WIB
Sunartono
BGN Jelaskan Alasan MBG Tak Beri Uang Tunai ke Orang Tua Foto ilustrasi menu Makan Bergizi Gratis berupa mi ayam lengkap dengan sayur dan kerupuk pangsit serta buah. - dok - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Gizi Nasional (BGN) menjelaskan alasan tidak memberikan uang tunai ke orang tua siswa untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan mengatakan dalam konteks internal BGN, sudah ada strategi arsitektur, makan bergizi tidak diberikan uang tunai kepada orang tua karena pemerintah ingin memastikan makanan langsung masuk ke mulut penerima manfaat.

Advertisement

"Kalau orang tua misalnya punya tiga anak, Rp15 ribu per anak itu kan sekitar Rp450 ribu kalau tiga anak ya, jadi dia akan mendapatkan sekitar Rp900 ribu per bulan, kalau di kali 12 sekitar Rp10-11 juta. Kita enggak berikan ke orang tuanya uang karena kita yakin program ini harus dilakukan dengan benar-benar memberikan makanan kepada anaknya," katanya dilansir Antara Rabu (19/11/2025).

Tigor menegaskan, kunci tata kelola MBG ada di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak bisa berjalan tanpa adanya kepala SPPG, ahli gizi dan akuntan.

Saat ini, sudah ada 15.363 SPPG di seluruh Indonesia yang melayani 45 juta anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Menurut Tigor, jumlah penerima manfaat tersebut sudah melebihi program yang dijalankan oleh Brasil, yang membutuhkan waktu 11 tahun untuk melayani 40 juta penerima manfaat.

"Ini tentu buah kerja sama dengan tim Bappenas, Kemenkes, BPOM, juga di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang sudah mau mendukung kita semua," ucapnya.

Program MBG dapat mendukung ekonomi sirkular dengan memberdayakan setiap petani, peternak, dan nelayan untuk diserap oleh tiap SPPG yang melayani hingga 3.000 penerima manfaat setiap harinya.

"Setiap petani, peternak, dan nelayan di satu wilayah itu harus diberdayakan menjadi sumber bahan pangan untuk dijual ke SPPG, dari SPPG baru diedarkan ke ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, hingga anak-anak sekolah. Jadi, inilah strategi dan struktur tata kelola besarnya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Bus Wisata Dilarang Melintas di Jembatan Kleringan

Bus Wisata Dilarang Melintas di Jembatan Kleringan

Jogja
| Rabu, 19 November 2025, 18:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement