Advertisement
Viral Video Bullying SMP di Blora, Pemkab Turun Tangan
Foto ilustrasi bullying atau perundungan / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, BLORA–Video aksi perundungan di salah satu SMP di Blora yang beredar luas memicu keprihatinan masyarakat hingga Pemkab Blora turun tangan menangani kasus tersebut.
Dalam video berdurasi 25 detik itu, tampak seorang siswa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa temannya di dalam kamar toilet sekolah.
Advertisement
Korban terlihat dipukul dan diejek, sementara siswa lain hanya menonton tanpa berusaha melerai.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Sunaryo di Blora, Sabtu membenarkan pihaknya telah menerima laporan terkait kejadian tersebut.
BACA JUGA
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswa. Kasus ini akan ditangani secara serius agar tidak terulang lagi,” ujarnya.
Pihak sekolah pun bergerak cepat dengan memanggil para siswa yang terlibat serta orang tua masing-masing untuk dilakukan mediasi.
Kepala sekolah menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang mencoreng nama baik sekolah.
“Kejadian ini terjadi pada Jumat (8/11/2025) saat jam istirahat. Kami sudah mempertemukan orang tua pelaku dan korban, serta berkoordinasi dengan Polsek, Unit PPA Polres Blora, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial untuk langkah pembinaan selanjutnya. Sekolah sangat prihatin atas kejadian ini,” ungkapnya.
Kapolsek Blora Kota AKP Rustam saat dihubungi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan mendatangi sekolah tempat kejadian.
Rustam menambahkan, pada Senin (10/11/2025) pihaknya akan meminta klarifikasi dari seluruh pihak yang terlihat dalam video tersebut.
“Senin besok kami akan panggil semua yang terlibat untuk dimintai keterangan,” ujar Kapolsek Blora Kota AKP Rustam.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma Agung Ariadi menyampaikan bahwa pendampingan psikososial akan diberikan kepada korban maupun pelaku agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami menurunkan tim pekerja sosial untuk melakukan asesmen awal. Fokus kami adalah pemulihan kondisi psikologis anak dan pembinaan karakter bagi seluruh pihak yang terlibat,” jelasnya.
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak guru, siswa, maupun orang tua untuk bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah anak, dan bebas dari kekerasan di sekolah.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Selasa 23 Desember 2025, Hujan Ringan
- Bulog Salurkan 35 Persen Minyakita Langsung ke Pengecer
- SIM Keliling Sleman Hadir di Kalurahan Candibinangun
- Jadwal Bus KSPN Malioboro-Pantai Baron Selasa 23 Desember 2025
- APBKal Wonokromo Diduga Diselewengkan Rp1,9 Miliar, Diproses Hukum
- KA Prambanan Ekspres Jogja-Kutoarjo Layani Penumpang Hari Ini
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Akhir Desember 2025
Advertisement
Advertisement





