Advertisement
Komisaris OCBC (NISP) Helen Wong Undur Diri dari Jabatannya
Ilustrasi bank. Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—PT Bank OCBC NISP Tbk. menginformasikan pengunduran diri salah satu komisaris melalui keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penyampaian informasi tersebut merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Manajemen mengumumkan pengunduran diri Helen Wong dari posisi Komisaris.
Advertisement
BACA JUGA: Belum Ada Gol di Stadion Segiri
"Bersama ini kami informasikan bahwa Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Ibu Wong Pik Kuen Helen [Helen Wong], Komisaris Perseroan pada tanggal 18 September 2025," demikian dikutip dari keterbukaan pada Jumat (19/9/2025).
Selanjutnya, untuk memenuhi POJK 33/2014, permohonan pengunduran diri Helen Wong dari jabatan Komisaris akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat.
Dilansir dari website perseroan, Helen merupakan warga negara China (Hong Kong SAR) berusia 63 tahun, dengan berbagai pengalaman di sektor perbankan, terutama di OCBC dan HSBC. Helen ditunjuk sebagai Komisaris OCBC NISP pada 2 Juli 2021 dengan pengangkatan kembali pada 2024.
Selain menjabat sebagai Komisaris OCBC NISP, Helen juga menjadi pengurus di berbagai anak perusahaan Grup OCBC, di antaranya OCBC Bank (Malaysia) Berhad, Bank of Singapore Ltd, Great Eastern Holding Ltd, OCBC Bank Ltd di China, dan OCBC Bank (Hong Kong) Ltd.
Kinerja OCBC NISP
Bank OCBC NISP membukukan laba bersih senilai Rp2,57 triliun, tumbuh 7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year on year (YoY) sepanjang semester I tahun ini.
Pada semester I/2024, perseroan mencatatkan laba bersih senilai Rp2,39 triliun. Pertumbuhan tersebut didukung oleh jumlah pendapatan yang meningkat sebesar 14% YoY.
Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 9% YoY menjadi Rp216,28 triliun, sedangkan kredit yang diberikan tumbuh 2% YoY menjadi Rp166,34 triliun pada periode yang sama.
Sejalan dengan penyaluran kredit tersebut, kualitas aset perseroan mengalami perbaikan, yang tercermin dari kredit bermasalah bruto (gross NPL) turun menjadi 1,9% dari 2,0% pada periode yang sama tahun lalu, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Sementara rasio NPL net stabil sebesar 0,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Makna Natal Ditekankan dalam Misa Malam di FX Kiduloji Jogja
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Format MotoGP Disorot, Brivio Minta Kualifikasi Dipisah
- Dampak AI Generatif: RAM Langka, Harga Ponsel Naik 2026
- Penjualan Cybertruck Anjlok, Elon Musk Andalkan SpaceX
- Aksi Bonnie Blue di KBRI London Dilaporkan Kemlu RI
- Kecelakaan Maut Tol Krapyak, Sopir Bus Akui Lalai
- Libur Natal dan Tahun Baru 2026, BNI Buka Layanan Terbatas di Jateng
- Spotify Dibobol, 300 TB Data Musik dan Jutaan Artis Dicuri
Advertisement
Advertisement



