Advertisement
Profil Charlie Kirk, Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Charlie Kirk (31), loyalis Presiden Donald Trump sekaligus aktivis muda konservatif (sayap kanan) tewas ditembak saat mengisi acara di Universitas Utah Valley.
Dikutip dari BBC pada Kamis (11/9/2025), acara yang diikutinya adalah awal dari tur multi-kampus Turning Point USA, organisasi yang didirikannya saat berusia 18 tahun.
Advertisement
Organisasi tersebut telah berkembang ke ratusan perguruan tinggi, yang bertujuan menyebarkan cita-cita konservatif dan anti-woke di perguruan tinggi AS yang cenderung liberal.
Acara tersebut mengajak para peserta untuk berdebat langsung dengan Kirk tentang isu-isu seperti identitas transgender, perubahan iklim, spiritualitas dan keluarga.
BACA JUGA: Trump Minta Uni Eropa Terapkan Tarif Hingga 100 Persen untuk India dan China
Rekaman video yang diunggah dan beredar di dunia maya menunjukkan suara tembakan terdengar saat Charlie Kirk (31), sedang berbicara di hadapan kerumunan besar di luar ruangan di Universitas Utah Valley di Orem, Utah, sekitar pukul 12:20 siang waktu setempat (23:20 WIB). Kirk memegang lehernya saat jatuh dari kursinya, membuat para hadirin berlari.
Pihak berwenang menduga pelaku melepaskan tembakan langsung ke Kirk dari atap gedung pada jarak jauh.
Sekitar 3.000 orang menghadiri acara tersebut. Kepala Kepolisian Universitas Utah Valley, Jeff Long, mengatakan enam petugas bertugas di lokasi dan bekerja sama dengan tim keamanan pribadi Kirk.
Presiden Amerika Serikat Trump memerintahkan semua bendera pemerintah AS dikibarkan setengah tiang hingga Minggu sebagai penghormatan kepada Kirk. “Charlie Kirk yang Hebat, bahkan Legendaris, telah meninggal. Tidak ada yang memahami atau memiliki Hati Pemuda di Amerika Serikat sebaik Charlie. Dia dicintai dan dihormati oleh SEMUA orang, terutama saya, dan kini dia tidak lagi bersama kita,” tulis Trump di media sosial.
Profil Charlie Kirk
Dilansir dari The Guardian, Charlie Kirk dibesarkan dalam keluarga moderat di pinggiran kota Chicago. Ayahnya adalah seorang arsitek dan ibunya bekerja sebagai konselor kesehatan mental. Charlie Kirk bersekolah di sekolah yang bermayoritas kulit hitam.
Kebangkitan konservatifnya terjadi pada masa kepresidenan Barack Obama, di tengah krisis keuangan 2008 dan kebijakan-kebijakan seperti dana talangan bank, yang kemudian ia sebut sebagai pemicu kebenciannya terhadap ekonomi liberal.
Saat SMA, Charlie Kirk aktif dalam kegiatan Pramuka Amerika, dan mulai vokal akan konservatif. Ia menjadi sukarelawan untuk kampanye Senat Mark Kirk pada 2010, dan memimpin protes siswa terhadap usulan kenaikan harga kue kering di kantin, yang menganggap tindakan pemerintah sangat berlebihan.
Pendidikan tinggi pernah dijalankannya di Harper College, di Palatine, Illinois, tetapi keluar setelah satu semester pada tahun 2012 karena mengabdikan dirinya ke aktivitas politik. C harlie Kirk sempat mendaftar ke Akademi Militer West Point, New York, namun ditolak.
Penolakan dirinya untuk masuk ke akademi militer semakin memperdalam kecenderungannya untuk beraliran sayap kanan. Saat berusia 23 tahun, Charlie Kirk menjadi pembicara termuda di Konvensi Nasional Partai Republik tahun 2016.
Selama kampanye Trump 2016, dia membantu perjalanan dan media bersama Donald Trump Jr, anak Donald Trump. Pada tahun 2019, dia terpilih sebagai ketua Students for Trump, upaya mobilisasi pemuda untuk memenangkan Trump pada pemilu 2020.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (11/9/2025), kekalahan Trump pada 2020 menggerakkan Charlie Kirk untuk mengoordinasikan aksi protes “Stop the Steal”.
Meskipun dia tidak mengikuti langsung aksinya, dia membantu transportasi untuk protes pada 6 Januari 2021 di dekat Gedung Putih dan Capitol. Aksi tersebut berujung kerusuhan di Gedung Parlemen AS, Capitol.
Pada kampanye Pilpres AS 2024, Charlie Kirk mengunjungi 25 kampus untuk meningkatkan partisipasi generasi Z dalam acara tur yang bernama “Kirk's You're Being Brainwashed” untuk mendukung Trump.
Setelah Pilpres AS 2024, Charlie Kirk melakukan uji loyalitas untuk orang-orang yang direkrut pemerintahan Trump dan memberikan nasihat tentang pemilihan kabinet. Pada Maret 2025, Trump mengangkatnya menjadi Board of Visitors Akademi Angkatan Udara AS, untuk mengawasi kurikulum dan pengajaran.
Charlie Kirk juga merupakan investor awal di 1789 Capital, sebuah perusahaan ventura yang didukung oleh sekutu-sekutu presiden. Dia sering menjadi juru bicara utama di jaringan TV dan di konferensi untuk menyuarakan kaum muda sayap kanan.
Aktivis, penulis, dan pembawa acara radio tersebut telah memanfaatkan audiensnya yang besar di Instagram dan YouTube untuk membangun dukungan bagi kebijakan anti-imigrasi, kekristenan, dan perlawanan bagi pengganggu acara kampusnya.
Dia menyebarkan pandangan anti-transgender, skeptisisme dan anti terhadap pandemi Covid-19, dan lantang menyuarakan bahwa Trump pemenang pemilu 2020.
The Guardian melaporkan bahwa dia juga menyangkal krisis iklim, mendukung bahan bakar fosil, dan menentang program Diversity, Equity, and Inclusion (keberagaman, kesetaraan, dan inklusi).
Ia juga menyebut keistimewaan kulit putih sebagai "mitos", dan mengkritik Martin Luther King sebagai sesuatu yang terlalu dibesar-besarkan. Pengendalian senjata api merupakan salah satu dari sekian banyak isu politik dan sosial yang dibahasnya di berbagai acara dan podcast.
"Sayangnya, ada baiknya kita menanggung biaya dari beberapa kematian akibat senjata api setiap tahun agar kita dapat memiliki Amandemen Kedua,” ucapnya beberapa bulan lalu, seperti yang dikutip dari BBC, Kamis (11/9/2025). (Stefanus Bintang Agni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin 11-17 September
- Tim SAR Gabungan Temukan 4 Korban Banjir Bali di Waduk Tukad Badung
- Profil Charlie Kirk, Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak
- Evakuasi 7 Pekerja Tambang Freeport Belum Membuahkan Hasil
- Jumlah Korban Meninggal Akibat Banjir di Bali Bertambah Jadi 14 Orang
Advertisement

Antisipasi Gangguan Kamtibmas, Polresta Sleman Terus Patroli Titik Rawan
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Tujuh Nama Pekerja yang Terjebak Saat Tambang Freeport Longsor
- Pasutri di Kuta Bali Terseret Banjir Bersama Mobilnya, Satu Meninggal Dunia
- Yusril Sebut Pelaku Pembakaran Gedung DPRD Makassar Tidak Terindikasi Makar
- BRIN Siapkan SDM untuk Dukung PLTN Komersial Pertama
- Bea Cukai Peroleh Penerimaan Rp171 Triliun hingga Juli 2025
- KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji
- DPR RI Minta Menkeu Baru Segera Merespons Keresahan Masyarakat
Advertisement
Advertisement