Advertisement
Bea Cukai Peroleh Penerimaan Rp171 Triliun hingga Juli 2025
Ilustrasi Pendaftaran IMEI. - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan bea dan cukai hingga Juli 2025 mencapai Rp171,07 triliun. Capaian ini mencakup 56,7 persen dari target 2025, tumbuh 10,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Realisasi ini meningkat 10,8 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2024. Hal ini didorong oleh penerimaan Bea Keluar dan Cukai yang tumbuh meskipun penerimaan Bea Masuk sedikit terkontraksi," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budhi Utama dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Advertisement
Ia merinci penerimaan Bea Masuk tercatat Rp28,04 triliun atau turun 3,3 persen (yoy). Penurunan ini dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan dan mendukung upaya swasembada di tengah kondisi perdagangan global yang berfluktuasi.
BACA JUGA: Dinas Pariwata Gunungkidul Susun Masterplan Pantai Krakal, Ini Tujuannya
Sebaliknya, penerimaan Bea Keluar naik signifikan menjadi Rp16,18 triliun atau tumbuh 74,54 persen (yoy). Lonjakan ini didorong oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dibandingkan tahun lalu serta adanya kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tembaga bagi PT Freeport Indonesia.
Adapun penerimaan Cukai hingga Juli 2025 mencapai Rp126,85 triliun atau naik 9,26 persen.
Djaka menerangkan pertumbuhan Cukai terjadi berkat normalisasi kebijakan penundaan pembayaran dari tiga bulan menjadi dua bulan, meski produksi cukai hasil tembakau (CHT) turun 3,3 persen.
"Di sisi lain, produksi tembaga tetap menunjukkan threat yang terkendali meskipun pada tahun 2025 tidak terjadi penyesuaian tarif cukai. Di samping itu juga terjadinya downtrading, khususnya pergeseran dari konsumsi dari sigaret keretek ke sigaret keretek tangan atau jenis rokok dengan harga yang lebih murah," tutur dia.
Djaka juga menyampaikan DJBC sudah melakukan upaya ekstra untuk mengoptimalkan penerimaan negara melalui penertiban nota pembetulan, monitoring fasilitas, penolakan keberatan, penelitian ulang, audit, penegakan hukum hingga penagihan piutang. Dari langkah tersebut, negara berhasil memperoleh tambahan penerimaan hingga Rp2,47 triliun.
BACA JUGA: Pasutri di Kuta Bali Terseret Banjir Bersama Mobilnya, Satu Meninggal Dunia
"Secara keseluruhan, capaian ini menunjukkan bahwa penerimaan kepabeanan dan cukai masih cukup solid. Hal ini dilakukan dengan tetap menjaga keseimbangan antara fasilitas dan pengawasan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Senin 27 Oktober 2025
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Bayi Perempuan Ditemukan Dalam Kotak Styrofoam di Prambanan Sleman
- Akbar dan Sefina Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng DIY 2025
- Pemkab Bantul Siapkan Pemulihan Pasar Seni Gabusan Pascakebakaran
- Berpolitik dengan Hati, Partai PADI Resmi Serahkan Mandat DPP DIY
- Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja Hari Ini, Minggu 26 Okt
Advertisement
Advertisement



