Advertisement
Resmi! Amerika Keluar dari Perjanjian Iklim Paris
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Donald Trump secara resmi keluar dari kesepakatan iklim Perjanjian Paris pada 27 Januari 2026.
Hengkangnya AS dari Perjanjian Paris diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (28/1/2025), setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menerima notifikasi penarikan diri resmi dari Washington, menurut laporan Reuters.
Advertisement
Sebagaimana diketahui, Presiden Donald Trump secara resmi kembali menarik keluar Amerika Serikat dari Perjanjian Paris.
Keputusan ini tertuang dalam perintah eksekutif (executive order) yang ditandatangani Trump setelah resmi dilantik untuk periode kedua, Senin (20/1/2025).
Hengkangnya AS dari kesepakatan iklim global sejatinya telah diantisipasi berbagai pihak. Donald Trump tercatat melakukan aksi serupa saat pertama kali menjabat sebagai presiden di periode pertama pada 2017.
“Saya segera menarik diri dari kesepakatan iklim Paris yang tidak adil dan sepihak,” kata Trump di hadapan para pendukungnya sebelum menandatangani perintah eksekutif dan menyampaikan notifikasi resmi ke PBB.
BACA JUGA: Gebrakan Trump Seusai Dilantik, Langsung Tarik AS Keluar dari WHO
Dalam pengumuman itu, Trump juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak akan mempertahankan komitmen pada kesepakatan iklim yang dia sebut mengorbankan industri dalam negeri AS.
Trump berpandangan Perjanjian Paris tidak adil karena komitmen pengurangan emisi karbon yang ketat tidak diterapkan pada China, polutan terbesar di dunia.
Sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Paris, Amerika Serikat dan China memang memiliki tingkat komitmen pengurangan emisi karbon dan kewajiban finansial yang berbeda.
Perbedaan komitmen ini mengacu pada kategori tingkat ekonomi, Amerika Serikat dalam kelompok negara maju dan China merupakan negara berkembang.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mengatakan bahwa ia tetap meyakini bahwa bisnis dan pemerintahan tingkat kota di AS akan melanjutkan visi dan komitmen untuk merealisasikan ekonomi rendah karbon yang dapat menghasilkan lapangan kerja berkualitas.
“Amerika Serikat harus tetap menjadi pemimpin dalam isu-isu lingkungan. Upaya kolektif di bawah Perjanjian Paris telah membawa perubahan, tetapi kita perlu bergerak jauh lebih cepat dan lebih jauh bersama,” kata Guterres melalui juru bicaranya, Florencia Soto Nino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemasangan Pagar Laut Menimbulkan Kerusakan, Ini Daftarnya Menurut BRIN
- Begini Pernyataan Puan Maharani soal Wacana Kampus Kelola Tambang
- Jadi Buronan KPK Status Tannos Masih WNI
- Mantan Kasatreskrim Memeras hingga Rp20 Miliar, Polisi Menduga Ada Pihak Lain Terlibat
- Malaysia dan Jepang Bakal Himpun Dana Rekonstruksi Jalur Gaza dan Tepi Barat
Advertisement
Tambang Pasir Picu Kerusakan Bangunan di Sungai Progo, Warga: Penegakan Hukum Solusinya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jenazah WNI Korban Penembakan di Malaysia Tiba di Riau
- Indef Sebut Manfaat Program Makan Bergizi Gratis Bakal Diketahui Jangka Panjang
- Imigran Rohingya Terdampar Lagi di Aceh Timur, 77 Orang Masih di Atas Kapal Motor
- Hari Ini Puncak Arus Balik Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek
- Pemerintah Turki Sebut Lebih dari 81.000 Pengungsi Suriah Sudah Pulang
- Okupansi Hotel di Kulonprgo Mencapai 100 Persen
- Malaysia dan Jepang Bakal Himpun Dana Rekonstruksi Jalur Gaza dan Tepi Barat
Advertisement
Advertisement