Advertisement
Meriah! EIGER Gelar Nobar Film Dokumenter di Desa Mayangan yang Hampir Tenggelam
Advertisement
JOGJA—Di balik keelokan pesona alam, terutama pantai di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, ternyata menyimpan kisah perjuangan warga desa itu yang berjuang menyelamatkan rumah satu-satunya yang mereka miliki. Pasalnya, selama berpuluh-puluh tahun terakhir, warga Mayangan merasakan betapa dahsyatnya dampak abrasi bagi tanah kelahiran mereka.
Kegigihan warga itu pun akhirnya ditangkap dalam lensa kamera milik EIGER dan kemudian dijadikan film dokumenter. Sabtu (12/10/2024), EIGER memutarnya secara umum sehingga semua masyarakat bisa melihat kegigihan itu.
Advertisement
Desa Mayangan bisa dibilang selalu ramai setiap akhir pekan, menikmati pantai sembari memancing atau sekadar menyantap masakan laut di restoran-restoran mungil yang telah lama jadi salah satu sumber ekonomi bagi warga Mayangan.
Dulu desa ini dikenal sebagai desa tambak dengan kekayaan laut hasil ikan dan udang yang melimpah. Akan tetapi sejak 20 tahun terakhir, Mayangan berubah drastis menjadi desa yang nyaris tenggelam akibat rob berkepanjangan.
Kepala Desa Mayangan, Darto mengatakan desanya telah kehilangan lebih dari setengah luasan wilayah desa tenggelam dihantam abrasi. “Ratusan hektare lahan tambak dan lahan warga termasuk rumah dan beberapa bangunan lain, tenggelam karena abrasi dan banjir rob,” ucap Darto.
Bahkan menurut Darto, Pulau Burung yang berada di sebelah barat Pantai Pondok Bali, dulunya pernah menjadi sebuah daratan yang menyatu. Namun kini, Pulau Burung terpisah sejauh lebih dari 1,5 kilometer dengan Pantai Pondok Bali. “Daratannya habis diterjang abrasi bertahun-tahun hingga hari ini,” ucap Darto.
EIGER Adventure, brand penyedia perlengkapan luar ruang asal Bandung, sudah beberapa kali mampir menyambung silaturahminya dengan warga Mayangan.
Beberapa bulan lalu, EIGER singgah ke Mayangan, bahu-membahu bersama warga menanam 10.000 bibit mangrove demi menghalau abrasi.
“Insiatif menanam mangrove di Mayangan telah menjadi gerakan bersama, dengan tujuan melindungi desa dari abrasi yang semakin parah. Berkolaborasi dengan Yayasan Wanadri, warga Mayangan juga membentuk kelompok Siaga Pesisir Utara [Siput], gabungan anak-anak muda desa yang bertugas melakukan monitor penanaman dan perawatan mangrove. Hingga edukasi membibit dan menanam mangrove untuk semua warga desa,” ucap Darto.
Sementara Brand Communication Strategist EIGER, Mohammad Zakiy Zulkarnaen mengatakan film dokumenter ini sengaja dibuat oleh EIGER untuk warga Mayangan. Merekam setiap upaya warga Mayangan dalam menanam, merawat dan menjaga hutan mangrove agar desa mereka tidak hilang dihantam abrasi.
“Kami beri judul film ini Matra Pantura. Dibuat oleh EIGER sebagai apresiasi sekaligus menunjukan perjuangan warga Mayangan dalam melestarikan mangrove. Kami akan membawa film ini ke beberapa festival film, juga akan melakukan agenda nonton bareng di berbagai kota lain. Harapannya jadi pemicu diskusi soal kompleksitas masalah di Pesisir Pantura dan menemukan solusinya,” ucap Zakiy.
Dalam kegiatan nobar itu, ratusan warga datang. Acara malam itu meriah sekali. Ada berbagai pedagang jajanan berjajar. Seluruh warga yang datang menonton bisa menukar kupon dengan jajanan gratis yang disiapkan EIGER.
Film diputar kurang lebih selama 30 menit, ditutup dengan diskusi antarwarga, dihadiri oleh Kepala Desa Mayangan, Sekretaris Desa, siswa sekolah, komunitas, juga sejumlah aparat desa dan kecamatan.
“Film dokumenter yang indah dari EIGER. Mampu menunjukkan perjuangan warga Mayangan selama bertahun-tahun terakhir. Menularkan kepada siapapun fungsi dan manfaat mangrove, sebagai penopang keberlangsungan kehidupan masyarakat di pesisir pantai,” ucap Mansur, warga sekaligus perwakilan Yayasan Wanadri di Mayangan.
Komentar juga datang dari Abah Encai, salah satu toko masyarakat yang terlahir di Mayangan lebih dari 6 dekade silam.
Abah mengatakan, film dokumenter Mantra Pantura mengajak siapapun untuk tetap tabah dan tangguh, juga terampil dan terus bergerak dalam mencegah bencana abrasi. “Terima kasih EIGER. Film ini akan diingat sebagai salah satu cara kita mendokumentasikan upaya kebaikan, mempertahankan desa dan tanah kelahiran, agar generasi anak muda Mayangan kelak punya kehidupan yang lebih baik.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kesepakatan Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan Tiga Sandera
- Penghematan Belanja ASN, Anggaran Makan Bergizi Naik Rp100 Triliun di APBN 2025
- Putusan Dismissal Sengketa Pilkada Dijadwalkan Dibacakan MK pada 4-5 Februari 2025
- Mantan Bos Sriwijaya Air Diduga Bersekongkol di Kasus Timah, Didakwa Terima Uang Rp1 Triliun
- Pemasangan Pagar Laut Menimbulkan Kerusakan, Ini Daftarnya Menurut BRIN
Advertisement
Wacana Kampus Kelola Tambang, Begini Pendapat Dosen Geologi UGM
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- RS Polri Terima 14 Kantong Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza
- 30 Orang Tewas Akibat Desak-desakan di Festival Maha Kumbh Mela India
- Menteri Lingkungan Hidup Segel Area Reklamasi Perairan Bekasi
- Sri Mulyani Tegaskan Anggaran Bansos Tidak Terkena Efisiensi
- Budi Gunawan Klaim Pemerintah Selamatkan Uang Negara Rp6,7 Triliun
- American Airlines Tabrak Helikopter Black Hawk, Jatuh dan Terbakar
- 100 Hari Kinerja Prabowo, Pemerintah Berhasil Cegah Peredaran Barang Ilegal Senilai Rp3,7 Triliun
Advertisement
Advertisement