Rehabilitasi DAS Menoreh, Pertumbuhan Pohon Dipantau Lewat Aplikasi Online
Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG—Pemerintah terus melakukan upaya perlindungan terhadap daerah aliran sungai (DAS) Menoreh dengan menggandeng berbagai pihak. Upaya penanaman pohon pada ratusan hektare terus dilakukan dengan melibatkan Perusahaan pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH). Mengingat sektor swasta ini mempunyai kewajban melaksanaan reklamasi pada area pascatambang dan melakukan rehabilitasi DAS di luar wilayah konsesi.
Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih mengatakan rehabilitasi DAS di Kawasan Bukit Menoreh diharapkan dapat menjadi tolok ukur pelaksanaan rehabilitasi DAS nasional.
Advertisement
BACA JUGA : Dorong Kreasi Menu Baru Khas Kulonprogo, Dispar Gelar Menoreh Food Festival
"Rehabilitasi DAS nasional untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan area reklamasi dan rehabilitasi melalui penguatan kelembagaan kelompok tani hutan dan desa, serta memfasilitasi bertemunya produsen dengan pembeli hasil-hasil rehabilitasi DAS guna meyakinkan masyarakat dalam pemasaran hasil-hasil rehabilitasi DAS," kata Dyah saat menandatangani piagam deklarasi Collaboration for Sustainability di Salam Magelang sebagaimana dilansir Antara, Kamis (19/9/2024).
Menariknya dalam melakukan reklamasi penanaman pohon PPKH bersama petani sudah menerapkan teknologi berbasis digital untuk melakukan pemantauan terhadap ratusan hektare tanamana.
Tidak sekadar menanam, melainkan ada penerapan berbasis digital. Setiap pohon yang ditanam sudah ada nomor kodenya atau barcode. Hal ini bisa dimonitor setiap saat secara online atau berbasis digital. Oleh karena itu pemantauan pohon tidak harus datang ke lokasi akan tetapi bisa dilakukan secara online untuk melihat pertumbuhan tanaman.
"Misalnya tanaman terkena penyakit atau kurang pertumbuhannya bisa dimonitor secara digital. Ini bisa dilakukan oleh petani, perusahaan cukup mendapatkan data informasinya kemudian diolah untuk pengembangan berikutnya," kata Direktur Bharinto Ekatama (BEK) Wurwanto.
BACA JUGA : Jelajah Ruang Menoreh Geoheritage Run and Walk Tarik Minat Wisman
Dalam proses rehabilitas DAS Menoreh ini KLHK memberikan mandat untuk melakukan penanaman di area seluas 250 hektare kepada BEK. Penanaman telah dimulai pada akhir 2021 menggunakan konsep agroforestri berbasis pemberdayaan masyarakat. Sebanyak 1.199 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) dari 32 desa di 8 kecamatan terlibat
dalam program ini.
”Kami berkomitmen untuk pemulihan ekosistem dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Deklarasi ini sejalan dengan strategi keberlanjutan, dalam mewujudkan tanggung jawab terhadap lingkungan, kami juga memberdayakan masyarakat lokal dalam prosesnya," kata Presiden Direktur ITM Mulianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Status Tersangka Firli Bahuri Segera Genap Setahun, Kapolda Metro Jaya Bilang Begini
- Pemerintah Upayakan Iuran BPJS Kesehatan untuk Pekerja Migran
- Wamen Komdigi: Potensi Transaksi Judi Online di Indonesia Capai Rp700 Triliun
- Beberkan Alasan Tetap Tersenyum Saat Jadi Tersangka, Tom Lembong Tuils Surat dari Penjara
- Hadapi Gugatan PTUN, Begini Respons Ketum Golkar Bahlil
- Wapres Gibran Ajak Anak Panti Asuhan ke Toko Buku, Tanamkan Baca Buku Sejak Dini
- Dari Brasil, Presiden Prabowo Tiba di Inggris, Agenda Bertemu Raja Charles III
Advertisement
Advertisement