Advertisement

Promo November

Kemnaker Bakal Kirim 250.000 Pekerja Keterampilan Khusus ke Jepang

Newswire
Kamis, 05 September 2024 - 15:57 WIB
Ujang Hasanudin
Kemnaker Bakal Kirim  250.000 Pekerja Keterampilan Khusus ke Jepang Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Jakarta, Senin (18/3 - 2024). Kemnaker

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) berencana mengirimkan sebanyak 250.000 pekerja dengan keterampilan khusus (specified-skilled workers/SSW) dalam lima tahun ke depan.

“Kita memang sempat diskusi bagaimana menaikkan target tidak hanya 100.000 selama lima tahun, tapi kita ingin per tahun sekitar 50.000. Jadi, kalau lima tahun perkiraan 250.000 pekerja,” kata Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah di sela-sela acara Indonesia-Japan Human Resources Forum 2024, Tokyo, Kamis, dilansir Antara

Advertisement

Pemerintah Jepang telah membuka kuota bagi sejumlah negara untuk mengirimkan sebanyak 820.000 pekerja selama lima tahun, termasuk Indonesia yang memiliki kesempatan mengirim 100.000 hingga 2029.

“Indonesia sebetulnya di atas target itu sudah kita lampaui. Sampai hari ini sudah 34.000 pekerja,” kata Ida.

Kesepakatan transfer pekerja itu merupakan hasil dari Memorandum of Cooperation specified-skilled workers (MoC SSW) antara Kemnaker dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) pada November 2023 lalu.

Pada Januari 2024, JICA menyebut jumlah pekerja Indonesia di Jepang sebanyak 121.507 melesat dibandingkan 77.889 pekerja tahun lalu.

Jumlah tersebut juga naik jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya dalam konteks pekerja SSW.

BACA JUGA: Mengantisipasi Praktik Ilegal, Pekerja Migran di Bantul Diminta Daftar ke P3MI Resmi

Namun, karena adanya disrupsi dari Pemilu pada Februari lalu yang menyebabkan pelayanan administratif terganggu serta adanya perubahan sistem di Pemerintah Jepang, maka upaya lebih keras dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.

Salah satu perubahan skema dalam ketenagakerjaan di Jepang adalah perubahan dari Technical Intern Training Program (TITP) atau pemagangan menjadi Ikusei Shurou Seido.

Dalam program TITP, peserta tidak wajib mengantongi sertifikat kemahiran bahasa Jepang (JLPT), sementara dalam program yang baru mengharuskan mereka memiliki sertifikat itu serendah-rendahnya pada level N5.

“Indonesia tentu menyesuaikan aturan yang ada di Jepang, sekarang dibuka proses pemagangan menjadi SSW, kita sudah punya resources kalau dihitung-hitung sudah 100.000an lebih artinya modal untuk mengisi kesempatan SSW tidak sedikit yang dulunya pemagang mereka sudah menjadi pengusaha sekarang. Sekarang eksis ada 74.000 pekerja modal mengisi kesempatan SSW,” kata Ida.

Sejumlah sektor yang dibutuhkan di antaranya manufaktur, keperawatan (caregiver), pengolahan makanan, pertanian dan pariwisata.

“Kita sedang mengidentifikasi kebutuhannya, penyiapannya seperti apa, kita diskusi termasuk bagaimana mempercepat tercapai kebutuhan tersebut,” tambah Ida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Bangun SDM Unggul, Paslon 2 Hasto Wawan Siap Kerja Keras Bangun Sistem Pendidikan Pro Rakyat

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement