Advertisement
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesua Alami Pertumbuhan Stabil

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang relatif stabil dan cukup tinggi untuk level rata-rata global meski terus berhadapan dengan dinamika dan volatilitas, yang membawa perbaikan bagi Indeks Pembangunan Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan juga perbaikan dari indeks pembangunan kita. Kemiskinan menurun kembali sesudah mengalami kenaikan akibat terjadinya pandemi yang tadinya sudah single digit di 9,4 tahun 2019 melonjak lagi di 10,14, tapi kemudian sekarang kita sudah turun di bawah pre-pandemi. Jadi sudah di 9,03 di bawah 2019,” kata Menkeu, di Jakarta, Senin.
Advertisement
Dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI, Sri Mulyani juga menuturkan kemiskinan ekstrem juga terus mengalami penurunan mendekati 0 sesuai dengan target pemerintah untuk 2024 bisa menghilangkan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Ia mengatakan volatilitas global diwarnai dengan inflasi tinggi secara global, suku bunga melonjak 500 basis poin di Amerika Serikat, dan capital outflow serta dolar AS yang menguat. Dalam kondisi tersebut, ekonomi Indonesia pada 2023 mampu tumbuh sebesar 5,05 persen.
“Kita tetap bisa menjaga momentum pertumbuhan dalam pergolakan dan situasi di mana dinamika ekonomi global luar biasa tinggi. Juga terjadinya fragmentasi, terjadi proteksionisme, kenaikan tarif dan menyebabkan perdagangan dunia antarnegara melemah dan global growth yang melemah tadi hanya 3 persen, sementara kita tetap terjaga di 5 persen,” ujarnya lagi.
Tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut menggambarkan bahwa Indonesia memiliki resiliensi yang tinggi baik dari sisi komponen pengeluaran dengan konsumsi rumah tangga yang terjaga dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mulai meningkat dengan adanya capital inflow. Hal itu dikarenakan pemerintah terus mendukung pertumbuhan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sedangkan dari sisi pemerataan, dengan adanya beberapa indikator perbaikan pertumbuhan maupun secara spasial menyebabkan rasio gini Indonesia juga mengalami perbaikan. Tercatat rasio gini tahun 2024 lebih rendah setelah mengalami kenaikan pada saat terjadinya pandemi, yaitu dari 0,381 menjadi 0,379.
“Tingkat kemiskinan dan pengangguran kita lihat di seluruh wilayah juga mengalami perbaikan. Tentu ini tidak menyebabkan kita berpuas diri karena kalau kita lihat beberapa tingkat kemiskinan di berbagai daerah masih di atas rata-rata nasional dan bahkan di beberapa daerah double digitnya cukup tinggi,” ujarnya pula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Korban Gempa Myanmar Butuh Obat-obatan, Air Bersih hingga Tempat Tinggal
- Berikut Deretan Tokoh yang Kunjungi Open House Menteri Investasi Rosan
- Arus Mudik Tahun Ini Dinilai Paling Lancar dalam 25 Tahun Terakhir
- Gibran Ajak Anak-Anak Panti Asuhan di Solo Berbelanja Baju Lebaran
- Emak-Emak Naik Motor Nekat Ingin Masuk Tol Joglo di Prambanan
Advertisement

Anggota Kepolisian Polda DIY Terlibat Laka Lantas hingga Meninggal di Jalan Baru Gading Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Paus Buka Jalan Tiga Orang Jadi Santo, Salah Satunya dari Papua
- Ingin Berwisata di Hari Kedua Lebaran, Simak Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini
- Diancam Dibombardir Donal Trump, Begini Sikap Pemerintah Iran
- Korban Meninggal Akibat Pohon Tumbang di Lokasi Salat Id Bertambah
- Korban Meninggal Dunia Gempa Myanmar Capai 2.000 Orang
- Myanmar Umumkan Tujuh Hari Berkabung Nasional
- 10 Agenda Wisata Selama Libur Lebaran di Kota Solo
Advertisement
Advertisement