Advertisement

Waspada, El Nino Berpotensi Digantikan La Nina Mulai Juni 2024

Hesti Puji Lestari
Selasa, 04 Juni 2024 - 11:17 WIB
Lajeng Padmaratri
Waspada, El Nino Berpotensi Digantikan La Nina Mulai Juni 2024 Ilustrasi Kekeringan / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Beberapa daerah dengan karakteristik tertentu diminta waspada karena La Nina akan segera datang pada Juni 2024 ini.

Wakil Sekretaris Jenderal WMO, Ko Barrett, telah mengatakan bahwa berakhirnya El Nino tidak berarti berhentinya perubahan iklim jangka panjang, karena planet kita akan terus memanas akibat gas rumah kaca yang memerangkap panas.

Advertisement

Setelah El Nino, Indonesia akan mengalami musim yang disebut La Nina.

La Nina dalam bahasa Spanyol artinya Gadis Kecil. La Nina juga kadang-kadang disebut El Viejo, anti-El Nino, atau sekadar "peristiwa dingin".

BACA JUGA: DPKP DIY Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Meski Permintaan Naik

La Nina mempunyai efek kebalikan dari El Nino. Selama peristiwa La Nina, angin pasat bahkan lebih kuat dari biasanya, mendorong lebih banyak air hangat menuju Asia. Di lepas pantai barat Amerika, upwelling meningkat, membawa air dingin yang kaya nutrisi ke permukaan. 

Perairan dingin di Pasifik mendorong aliran jet ke utara. Hal ini cenderung menyebabkan kekeringan di Amerika bagian selatan dan hujan lebat serta banjir di wilayah barat laut Pasifik dan Kanada.

Selama tahun La Nina, suhu musim dingin lebih hangat dari biasanya di wilayah Selatan dan lebih dingin dari biasanya di wilayah Utara.

La Niña juga dapat menyebabkan musim badai yang lebih parah. Oleh sebab itu, beberapa wilayah di Indonesia dengan karakteristik dan langganan banjir hingga tanah longsor diminta waspada.

BACA JUGA: Bupati Sleman Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana

Selain itu, orang-orang yang bekerja sebagai petani dan nelayan juga perlu menyiapkan langkah preventif dan represif untuk mengatasi dampak La Nina ini.

Hal tersebut karena La Nina akan menyebabkan beberapa dampak sebagai berikut:

  1. Banjir dan tanah longsor karena curah hujan tinggi.
  2. Gangguan pada pasokan distribusi karena infrastruktur terdampak longsor hingga banjir.
  3. Penyakit tanaman dan hama menyebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

74 Rumah dan 1 Gedung di Bong Suwung Bakal Dibongkar PT KAI Daop 6

Jogja
| Sabtu, 28 September 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement