Advertisement
Dampak Serangan Israel ke Iran, Harga Minyak Melonjak

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Akibat serangan Israel ke Iran, harga minyak melonjak lebih dari US$3 per barel. Peristiwa ini memicu kekhawatiran bahwa pasokan minyak Timur Tengah dapat terganggu.
Merujuk pada data Bloomberg, Jumat (19/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 menguat 3,60% atau 2,98 poin menjadi US$85,71 per barel pada pukul 09.30 WIB.
Advertisement
Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Juni 2024 menguat 3,44% atau 3 poin ke US$90,11 per barel pada pukul 09.29 WIB.
BACA JUGA: Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah
Baru-baru ini outlet berita ABC News menuturkan bahwa seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa rudal Israel telah menghantam sebuah lokasi di Iran.
Lalu, kantor berita Iran yakni Fars juga melaporkan bahwa ada ledakan yang terdengar di sebuah bandara di kota Isfahan, Iran. Penyebabnya masih belum diketahui.
“Jika laporan ini ternyata benar, maka kekhawatiran akan peningkatan eskalasi minyak lebih lanjut akan semakin meningkat, begitu pula kekhawatiran bahwa kita berpotensi semakin mendekati situasi di mana risiko pasokan minyak menyebabkan gangguan pasokan yang sebenarnya,” jelas kepala strategi komoditas di ING, Warren Patterson, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/4/2024).
Diketahui bahwa harga minyak mentah sepanjang tahun ini lebih tinggi. Kenaikan terjadi didorong oleh konflik Timur Tengah yang memburuk dan pemangkasan pasokan dari OPEC+.
BACA JUGA: Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
Lebih lagi, Timur Tengah juga menyumbang sekitar sepertiga pasokan minyak mentah global. Jika harga energi yang lebih tinggi bertahan, maka dapat meningkatkan risiko bagi perekonomian global dan menciptakan tantangan bagi para gubernur bank sentral.
“Kami terus menyoroti meningkatnya risiko bahwa perang ini akan meningkatkan eskalasi,” jelas kata analis RBC Capital Markets LLC termasuk Helima Croft dalam sebuah catatan sebelum lonjakan harga, dikutip dari Bloomberg. Adapun, ia juga mengatakan bahwa pasokan minyak mungkin terjebak dalam konflik yang meluas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
Advertisement

Sempat Viral, Buaya Muara yang Meresahkan Warga di Sungai Progo Bantul Akhirnya Ditangkap
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Kehutanan Bakal Evaluasi Total Prosedur Keamanan Pendakian
- Komnas HAM Kecam Tindakan Pembubaran Retret Siswa Kristiani di Sukabumi
- Mendagri Kaji Putusan MK Soal Jeda Pemilu dan Pilkada
- KPK Periksa Eks Direktur PT Inai Kiara Indonesia Sebagai Saksi Kasus Suap Proyek Pengerukan Pelabuhan
- Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
- Putusan MK Soal Pemisahan Waktu Pemilu dan Pilkada, Mendagri Bakal Ajak Rapat Sejumlah Kementerian
- Sidang Tuntutan untuk Hasto Kristiyanto Dijadwalkan Kamis 3 Juli 2025
Advertisement
Advertisement