Advertisement

Paus ke Indonesia, Kunjungan Gembala sekaligus Kepala Negara

Newswire
Jum'at, 12 April 2024 - 22:47 WIB
Sugeng Pranyoto
Paus ke Indonesia, Kunjungan Gembala sekaligus Kepala Negara Paus Fransiskus / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus dipastikan akan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura pada 2-13 September 2024. Paus Fransiskus akan melakukan Kunjungan Kenegaraannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
Indonesia akan menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik, dilanjutkan dengan kunjungan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo pada 6-9 September 2024, Dili (Timor Leste) pada 9-11 September 2024 dan Singapura pada 11-13 September 2024.
Dubes RI Untuk Takhta Suci Vatikan, Trias Kuncahyono, mengatakan dalam melihat makna kunjungan Paus ini, perlu didasarkan pada dua hal. Pertama, Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia. Maka kunjungan ini adalah kunjungan gembala (pastor) pada dombanya (umatnya) atau kunjungan Paus pada umatnya.
“Kehadiran pastor pada umatnya tentu yang pertama-tama adalah untuk menyapa, memberikan kebahagiaan, meneguhkan iman, dan memperkuat semangat merasul, melayani,” kata Trias seperti dalam rilis kepada Harianjogja.com, Jumat (12/4/2024).
Kedua, kata Trias, Paus adalah Kepala Negara Takhta Suci. Maka sebagaimana kunjungan seorang kepala negara ke sebuah negara, tujuannya untuk meningkatkan dan mengokokohkan hubungan kedua negara.
Dari dua hal tersebut maka kita katakan kunjungan Paus ke Indonesia memiliki arti penting tidak hanya bagi umat Katolik di Indonesia. Tetapi, juga bagi bangsa Indonesia yang multi-agama.
“Maka kunjungan Paus itu juga penting bagi seluruh umat beragama. Kunjungan ini diharapkan akan memperkuat pesan toleransi, persatuan dan perdamaian dunia.”
Selain itu, kata Trias, selama ini Paus Fransiskus selalu memerjuangkan semangat persaudaraan, perdamaian, toleransi, serta menjaga kerukunan antar-umat beragama.

BACA JUGA: Pengunjung Jeep Wisata di Kawasan Merapi Naik 100%

Advertisement

Lewat Dokumen Abu Dhabi (The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together) yang ditandatangani 4 Februari 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar al Ashar, Mesir, Ahmad al-Tayyib di Abu Dhabi, misalnya, kedua pemimpin agama itu mengajak seluruh umat beragama untuk membangun dan memelihara persaudaraan dan perdamaian.
“Dokumen Abu Dhabi ini menjadi peta jalan yang sungguh berharga untuk membangun perdamaian dan menciptakan hidup harmonis di antara umat beragama. Selain itu juga berisi beberapa pedoman hidup bersaudara yang harus disebarluaskan ke seluruh dunia,” ungkapnya.
Lalu lewat ensiklik "Fratelli Tutti" yang artinya "kita semua adalah saudara", Paus mengingatkan kita semua bersaudara. Ensiklik ini bertujuan untuk mendorong keinginan akan persaudaraan dan persahabatan sosial. Pandemi Covid-19 menjadi latar belakang ensiklik ini. Kedaruratan kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tak seorangpun bisa menghadapi hidup sendirian” dan bahwa waktunya sungguh-sungguh telah tiba akan “mimpi sebagai satu keluarga umat manusia” di mana kita adalah “saudara dan saudari semua”.
Dalam hal perdamian dunia, tak henti-hentinya Paus menyerukan dihentikannya peperangan. Sebab, kata Paus, perang adalah kejahatan kemanusiaan. Perang bukan jalan untuk menyelesaikan persoalan. Maka Paus terus menyerukan dihentikannya perang di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

BKKBN Bersama Komisi IX DPR RI Gelar Sosialiasasi Cegah Stunting di Sleman

Sleman
| Jum'at, 17 Mei 2024, 09:57 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement