Advertisement
Kemenkes Gandeng Biofarma & Takeda untuk Tekan Angka Kematian DBD Jadi Nol pada 2030
Nyamuk / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkolaborasi dengan PT Bio Farma (Bio Farma) dan PT. Takeda Innovative Medicines (Takeda) menargetkan untuk menekan angka kematian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menjadi nol pada 2030.
“Untuk dapat menekan angka kejadian dengue di Indonesia, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis. Untuk itu, kami melihat penguatan sistem dan data menjadi kunci yang akan dapat mengantarkan kita kepada tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030. Tapi tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, Jumat (12/1/2024)
Advertisement
Kerja sama tersebut di antaranya meningkatkan peran dan kapasitas tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat melalui kegiatan kampanye “Ayo 3M Plus” dan pelaksanaan vaksin DBD.
Selain itu, kolaborasi juga ditujukan untuk memperkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue di Indonesia, dan berbagai inovasi guna menurunkan angka kejadian dengue.
Baca Juga
Sepanjang 2023 Hanya Ada 71 Kasus DBD, Turun karena Wolbachia
Hanya ada 36 Kasus DBD di Jogja, Wolbachia Jadi Andalan
DBD di Sleman Capai 128 Kasus, 1 Meninggal Dunia hingga Oktober 2023
Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenkes RI telah meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada bulan Februari 2023 lalu, yang ke depannya akan menjadi alat bantu kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dengue dan Arbovirosis lainnya yang dapat menampilkan data real time.
“Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini, belum ada obat yang spefisik untuk menyembuhkan dengue. Oleh karena itu, Takeda berkomitmen untuk memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue. Dalam hal ini, kami turut menggandeng Bio Farma sebagai mitra, untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue,” kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht.
Lebih lanjut, Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan salah satu kerja sama yang akan dilakukan ke depan adalah program vaksinasi DBD, serupa yang dilakukan akhir 2023 lalu di Kalimantan Timur, salah satu daerah endemik dengue di Indonesia dengan beban yang tinggi.
“Kami sangat antusias menjalankan program yang bersejarah ini, di mana ini merupakan pertama kalinya program vaksinasi untuk DBD dilakukan di Indonesia, dan sebanyak lebih dari 19 ribu dosis kami alokasikan untuk Kalimantan Timur. Kami melihat ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan nol kematian karena dengue di tahun 2030,” imbuh Shadiq.
Kemenkes RI mencatat, dalam 47 pekan pada 2023 (periode Bulan Januari – November), terdapat 83.302 kasus DBD pada 465 Kab/Kota di 34 Provinsi dengan angka kematian 574 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bareskrim Temukan Bukti Unsur Pidana Ilegal Logging Garoga Sumut
- Gubernur Jabar Ingatkan Bandung Raya Rawan Tenggelam
- PBNU: Rapat Pleno Hotel Sultan Tak Sah dan Langgar AD/ART
- Gunung Anak Krakatau Waspada, Polda Banten Minta Warga Siaga
- Bulog Pastikan Pengalihan Beras untuk Bencana Tak Ganggu Stok Nataru
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul, Rabu 10 Desember 2025
- Honor Robot Phone Masuk Produksi Massal, Kamera Gimbal AI
- Jadwal DAMRI ke Bandara YIA, Rabu 10 Desember 2025
- Ade Tya Terseret Isu Putus Ari Lasso-Dearly, Ini Kronologinya
- Harga Cabai di Bantul Meroket Jelang Nataru, Produksi Turun
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo, Rabu 10 Desember 2025
- Malaysia Ingin Kalahkan Vietnam di SEA Games
Advertisement
Advertisement





