Advertisement
China Ungkap Alasan Menolak Perang Dagang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan China menentang perang dagang dan politisasi isu perdagangan. Alasannya karena tindakan itu merampas hak 7 miliar penduduk dunia untuk mendapatkan manfaat ekonomi.
"Perang dagang, perang teknologi, pemutusan rantai pasok dan industri, atau segala hal yang berupaya mempolitisasi isu perdagangan, dapat merampas hak 7 miliar orang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik," kata Wang Wenbin kepada media di Beijing pada Rabu (3/1/2024).
Advertisement
Dia menyatakan hal itu untuk menanggapi pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva dalam wawancara pada Selasa (2/1/2024) yang memperingatkan adanya fragmentasi ekonomi global berdasarkan geopolitik ketika negara-negara cenderung memilih blok terpisah yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan China.
BACA JUGA : Negara Asean Berkumpul di Jogja Bahas Standardisasi Produk
Jika dibiarkan, kata Georgieva, hal itu dapat mengurangi produk domestik bruto (PDB) global sebesar 7 persen atau kira-kira setara dengan output tahunan Prancis dan Jerman jika digabungkan.
"Politisasi isu perdagangan dan menggunakannya sebagai senjata untuk melanggengkan keunggulan suatu negara akan menghambat pasar negara berkembang dalam pembangunan ekonomi mereka. Hal ini tidak baik dan tidak akan bertahan lama," kata Wang Wenbin.
Dia menambahkan bahwa kondisi perang dagang dan fragmentasi ekonomi hanya akan berdampak buruk bagi komunitas internasional dan tidak ada satu negara pun yang dapat menghindarinya.
"Dunia tidak akan mundur ke kondisi terisolasi dan eksklusif, apalagi dengan sengaja dipecah-belah. Tindakan apa pun yang ingin mencari untung sendiri dengan mengorbankan negara lain, mentalitas konfrontasi blok, dan arogansi pasti akan gagal," katanya.
China ingin bekerja sama dengan semua pihak untuk memperjuangkan globalisasi ekonomi yang memberikan manfaat secara universal dan inklusif. "Dengan tegas [China] menolak tindakan yang merendahkan globalisasi, praktik keamanan berlebihan, segala bentuk unilateralisme dan proteksionisme. Kami menjunjung kesetaraan hak, peluang dan aturan bagi semua negara, melindungi hak semua negara untuk pemerataan dan memajukan pembangunan demi kesejahteraan bersama," kata dia.
BACA JUGA : Biden-Xi Jinping Bahas Upaya Pemberantasan Narkotika hingga AI, Ini Detailnya
Georgieva dalam wawancara tersebut mendesak AS dan China untuk bersaing secara rasional sambil bekerja sama dalam isu-isu penting secara global. Dia juga meminta kedua negara mencari cara untuk mengurangi gesekan, berkonsentrasi pada masalah keamanan yang nyata dan bermakna, dan tidak memecah-belah perekonomian dunia.
Dalam proyeksi terakhirnya, IMF menyatakan ekonomi dunia diperkirakan hanya akan tumbuh pada kisaran 3 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tidak Hadir dalam Sidang Sengketa Pileg, 2 Pemohon Dianggap MK Tidak Serius
- Kemenparekraf Ingin Iuran Pariwisata dari APBN
- Tiga Ribu Lebih WNI Terjerat Online Scam Sejak 2021
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
Advertisement
Nobar Lesehan bareng Warga, Sultan Bilang Begini Usai Timnas Kalah di Semifinal Piala Asia U-23
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mandi di Pantai, 2 Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
- 2 Penambang Tertimbun Galian Batubara, Basarnas Terjunkan Tim Evakuasi
- Prabowo Puji Jokowi: Betapa Besar Pak Presiden Siapkan Saya
- Bengkel Motor di Cilangkap Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp500 Juta
- Presiden Jokowi Teken UU DKJ, Peralihan Status Ibu Kota dari Jakarta ke IKN
- World Central Kitchen di Jalur Gaza Kembali Beroperasi Pasca 7 Pekerja Terbunuh
- Jelang Pensiun, Presiden Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura Lee Hsien Loong
Advertisement
Advertisement