Advertisement
Situasi Kemanusiaan Myanmar Gawat, PBB: Sepertiga Penduduk Butuh Bantuan

Advertisement
Harianjogja.com, WASHINGTON—Kondisi kemanusiaan di Myanmar menjadi sorotan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menyebut sepertiga penduduknya membutuhkan bantuan.
PBB bersama mitra kemanusiaannya telah merilis Rencana Kebutuhan Kemanusiaan dan Respons 2024 untuk Myanmar. Rencana tersebut mengulas gambaran suram situasi kemanusiaan di negara tersebut hingga tiga tahun setelah pengambilalihan kekuasaan oleh pihak militer.
Advertisement
“Sepertiga penduduk atau 18,6 juta orang – membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah ini satu juta lebih banyak dibanding tahun lalu dan hampir 19 kali lipat dari jumlah orang yang membutuhkan bantuan sebelum pengambilalihan militer. “Anak-anak menanggung beban krisis,” kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric kepada awak media, Senin (20/12/2023).
Dia menyebutkan pula bahwa sekitar enam juta di antaranya membutuhkan bantuan karena harus mengungsi, layanan kesehatan dan pendidikan yang terganggu, kerawanan pangan dan malnutrisi serta risiko perlindungan.
Kaum perempuan, anak perempuan, penyandang disabilitas dan warga Rohingya merupakan kelompok yang paling terdampak akibat lingkungan yang berbahaya ini.
BACA JUGA: Sering Bergantian Gunting Kuku, Ini Risikonya
“Dalam menghadapi lonjakan kebutuhan, lembaga-lembaga kemanusiaan telah memprioritaskan 5,3 juta orang supaya mendapatkan bantuan mendesak pada 2024, dan itu membutuhkan 994 juta dolar AS (sekitar Rp15,4 triliun),” katanya.
Pada 2017, militer Myanmar meluncurkan operasi kekerasan terhadap warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine utara yang disebut sebagai genosida oleh kelompok-kelompok HAM.
Hampir 1,2 juta warga Rohingya terpaksa mengungsi ke negara tetangga Bangladesh, di mana mereka tinggal di kamp pengungsi penuh sesak selama bertahun-tahun.
Seusai kudeta Myanmar 2021 yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, militer Myanmar melakukan penindasan brutal massal terhadap jutaan orang yang menentang pemerintahan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aduan Tunjangan Hari Raya Didominasi Soal Pencairan
- Gelar Open House, Prabowo Undang Mantan Presiden dan Wapres
- Sejumlah Kota Bakal Diguyur Hujan Hari Ini, Termasuk Jogja
- Presiden Prabowo Salat Id di Istiqal Dilanjutkan Open House di Istana Merdeka
- Waspada! 2 Tipe Penyakit Ini Rentan Dialami Pemudik
Advertisement

Ribuan Umat Muslim Gelar Takbiran di Nol Kilometer Jogja dengan Konsep Ramah Lingkungan
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Contraflow Mulai Diberlakukan di Tol Cikampek
- H-2 Lebaran Sekitar 74 Ribu Kendaraan Melintas Tol Cipali
- Pratikno Sebut WFA Kerek Peningkatan Pembelian Tiket Kereta sejak H-10
- Warga Muhammadiyah dan NU Rayakan Lebaran Secara Bersamaan
- Rest Area di Tol Semarang-Solo Sempat Macet Saat Puncak Arus Mudik
- Perayaan Nyepi 2025 Tak Ganggu Angkutan Mudik
- Cegah Penipuan dan Perdagangan Manusia, Wamen P2MI Jelaskan Tahapan Legal Bekerja di Luar Negeri yang Legal
Advertisement
Advertisement