Advertisement
China Mulai Larang Warganya Pakai Apple, Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Rencana pembatasan penggunaan produk asal Amerika Serikat (AS), dalam hal ini Apple Inc., tetap dilakukan China. Hal itu imbas dari geopolitik yang semakin panas.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (16/12/2023) pemerintah China mulai melarang penggunaan Apple dan meminta seluruh pegawai pemerintah dan staf perusahaan negara untuk beralih ke produk lokal.
Advertisement
Tak hanya Apple, produk elektronik asing lainnya pun ikut menjadi sasaran boikot, yakni Samsung Electronics Co., di mana kedua nya merupakan produsen seluler yang menyerap pasar terbesar dunia.
BACA JUGA: Korupsi Jadi Penghambat Investasi, Saatnya UU Perampasan Aset Koruptor Disahkan
Pemerintah China telah mengupayakan untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing sejak satu dekade lalu. Mereka meminta perusahaan yang terafiliasi dengan negara untuk beralih ke perangkat lunak lokal dan mempromosikan manufaktur chip semikonduktor domestik.
Setidaknya, ada 8 provinsi yang telah meminta perusahaan negara dan departemen pemerintah untuk menginstruksikan karyawan dalam satu atau dua bulan terakhir untuk mulai membawa merek lokal.
Awal Desember, perusahaan dan agensi yang lebih kecil di kota-kota tingkat bawah dari provinsi termasuk Zhejiang, Shandong, Liaoning dan Hebei tengah sudah mulai melakukan arahan verbal terkait subtitusi perangkat lokal.
Adapun, larangan ini tidak serta merta dilakukan mendadak. Pemerintah China sejak September telah mewanti-wanti staf di 3 kementerian dan badan pemerintah untuk tidak menggunakan iPhone di tempat kerja.
Laporan Reuters, pihak Apple tidak menanggapi permintaan untuk sebuah komentar. Saham Apple turun sedikit di US$196,50 dalam perdagangan yang diperpanjang.
Diberitakan sebelumnya, Apple berencana memindahkan seperempat produksi iPhone ke India dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Melansir dari gizchina, hal ini menandakan bahwa sekitar 50 juta iPhone bakal diluncurkan dari jalur produksi di India setiap tahunnya. Meskipun ke depannya China tetap akan menjadi pihak produksi yang tetap dominan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Korban Gempa Myanmar Butuh Obat-obatan, Air Bersih hingga Tempat Tinggal
- Berikut Deretan Tokoh yang Kunjungi Open House Menteri Investasi Rosan
- Arus Mudik Tahun Ini Dinilai Paling Lancar dalam 25 Tahun Terakhir
- Gibran Ajak Anak-Anak Panti Asuhan di Solo Berbelanja Baju Lebaran
- Emak-Emak Naik Motor Nekat Ingin Masuk Tol Joglo di Prambanan
Advertisement

Polres Bantul Belum Simpulkan Penyebab Kematian Warga Wonogiri yang Ditemukan di Kali Code
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Myanmar Umumkan Tujuh Hari Berkabung Nasional
- 10 Agenda Wisata Selama Libur Lebaran di Kota Solo
- Mudik ke Solo, Gibran Bagi-Bagi Sembako dan Dengarkan Curhatan Warga
- BNPB Kirim 53 Personel ke Myanmar Bantu Evakuasi Korban Gempa
- Pipa Gas Bocor Kemudian Terbakar, Ratusan Warga Malaysia Terluka
- Jumlah Pemudik dari DKI Jakarta Menurun, Begini Penjelasan Bang Doel
- Emak-Emak Naik Motor Nekat Ingin Masuk Tol Joglo di Prambanan
Advertisement
Advertisement