Advertisement
Pinjaman Rp60 Triliun untuk Belanja Alkes, Kemenkes: Antar RI jadi Negara Maju
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Indonesia mengajukan pinjaman sebesar Rp60 triliun untuk pengadaan alat Kesehatan (alkes) jangka panjang. Belanja ini bertujuan mengantar Indonesia menjadi negara maju.
"Pinjaman bernilai Rp60 triliun untuk pengadaan berjangka waktu empat-lima tahun ini merupakan pinjaman terbesar dalam satu proyek dan untuk pertama kalinya empat lembaga perbankan dunia membentuk sindikasi untuk memberikan pinjaman," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasanugraha dalam keterangannya, di Jakarta, Sabtu (2/1/2023).
Advertisement
Baca Juga: 2022-2023 Kemenkes Serap Rp5,6 triliun Belanja Alkes untuk 5 Layanan Penyakit Prioritas Ini
Multilateral development bank yang dimaksud seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dan ISDB (Islamic Development Bank).
Dana tersebut diperuntukkan kebutuhan alat kesehatan melalui program jaringan rujukan pelayanan kesehatan di Indonesia, program penguatan pelayanan kesehatan primer, dan penguatan sistem laboratorium umum Indonesia dalam rangka memenuhi Transformasi Kesehatan RI.
Baca Juga: Alat Kesehatan Senilai Rp500 Juta Disumbangkan ke 7 Rumah Sakit
Belanja alat kesehatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan terhadap penanggulangan lima penyakit utama, yakni kanker, jantung, strok, uronefrologi dan kesehatan ibu dan anak (KIA).
Pinjaman dana tersebut, kata Kunta, ditempuh pemerintah dengan memperhatikan peluang bonus demografi yang hanya akan terjadi sampai dengan 2030.
Ia mengatakan Indonesia memiliki obsesi untuk terlepas dari status negara berpendapatan menengah menuju negara berpendapatan tinggi.
"Negara berpendapatan tinggi memiliki produk domestik bruto (PDB) sebesar 13.200 dolar AS, sementara PDB Indonesia saat ini masih sebesar 4.700 dolar AS, sehingga masih termasuk negara berpendapatan menengah," katanya.
Baca Juga: Menkes Dorong Penggunaan Alkes Dalam Negeri
Untuk dapat mencapai hal tersebut, kata Kunta, Kemenkes harus meningkatkan dan memperbaiki belanja yang mencukupi, efisien, efektif, dan adil.
Hingga saat ini, Kunta menyebut nominal belanja kesehatan di Indonesia sekitar 140 dolar AS perkapita masih lebih rendah dari negara-negara lain.
Misalnya, Malaysia yang kini mencapai 400 dolar AS perkapita, Singapore 2.500 dolar AS perkapita, sedangkan negara-negara maju sudah mencapai 3.000 hingga 4.000 dolar AS perkapita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Dorong Sertifikasi Usaha Mikro, KemenkopUKM Memperkuat Sinergi Lintas Sektor
- Rakor Puspom TNI-Polri Bahas Pemakaian Pelat Dinas hingga Bentrok Antar-Anggota
- Dilaporkan Hilang, Warga Tasikmadu Karanganyar Ditemukan dalam Kondisi Linglung
- Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Malam Ini, Wabup Sleman Ajak Masyarakat Nobar Indonesia Vs Irak di Rumah Dinas
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Dampak Korupsi Timah Rp217 Triliun: Ribuan Karyawan 5 Smelter Terkena PHK
- Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Koper
- Tim SAR Temukan Korban Tenggelam Sungai Ciliwung
- Berselingkuh, Seorang Hakim Pengadilan Agama Dipecat Lewat Sidang Etik KY
- Demo Buruh 1 Mei 2024: Massa Padati Patung Kuda, Desak Pencabutan Omnibus Law
- Puan Maharani Ingatkan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Semua Buruh
- Kunker di Lombok, Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sarapan dan Gowes Bareng
Advertisement
Advertisement