Advertisement
Pinjaman Rp60 Triliun untuk Belanja Alkes, Kemenkes: Antar RI jadi Negara Maju
![Pinjaman Rp60 Triliun untuk Belanja Alkes, Kemenkes: Antar RI jadi Negara Maju](https://img.harianjogja.com/posts/2023/12/02/1156918/kemenkes.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Indonesia mengajukan pinjaman sebesar Rp60 triliun untuk pengadaan alat Kesehatan (alkes) jangka panjang. Belanja ini bertujuan mengantar Indonesia menjadi negara maju.
"Pinjaman bernilai Rp60 triliun untuk pengadaan berjangka waktu empat-lima tahun ini merupakan pinjaman terbesar dalam satu proyek dan untuk pertama kalinya empat lembaga perbankan dunia membentuk sindikasi untuk memberikan pinjaman," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasanugraha dalam keterangannya, di Jakarta, Sabtu (2/1/2023).
Advertisement
Baca Juga: 2022-2023 Kemenkes Serap Rp5,6 triliun Belanja Alkes untuk 5 Layanan Penyakit Prioritas Ini
Multilateral development bank yang dimaksud seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dan ISDB (Islamic Development Bank).
Dana tersebut diperuntukkan kebutuhan alat kesehatan melalui program jaringan rujukan pelayanan kesehatan di Indonesia, program penguatan pelayanan kesehatan primer, dan penguatan sistem laboratorium umum Indonesia dalam rangka memenuhi Transformasi Kesehatan RI.
Baca Juga: Alat Kesehatan Senilai Rp500 Juta Disumbangkan ke 7 Rumah Sakit
Belanja alat kesehatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan terhadap penanggulangan lima penyakit utama, yakni kanker, jantung, strok, uronefrologi dan kesehatan ibu dan anak (KIA).
Pinjaman dana tersebut, kata Kunta, ditempuh pemerintah dengan memperhatikan peluang bonus demografi yang hanya akan terjadi sampai dengan 2030.
Ia mengatakan Indonesia memiliki obsesi untuk terlepas dari status negara berpendapatan menengah menuju negara berpendapatan tinggi.
"Negara berpendapatan tinggi memiliki produk domestik bruto (PDB) sebesar 13.200 dolar AS, sementara PDB Indonesia saat ini masih sebesar 4.700 dolar AS, sehingga masih termasuk negara berpendapatan menengah," katanya.
Baca Juga: Menkes Dorong Penggunaan Alkes Dalam Negeri
Untuk dapat mencapai hal tersebut, kata Kunta, Kemenkes harus meningkatkan dan memperbaiki belanja yang mencukupi, efisien, efektif, dan adil.
Hingga saat ini, Kunta menyebut nominal belanja kesehatan di Indonesia sekitar 140 dolar AS perkapita masih lebih rendah dari negara-negara lain.
Misalnya, Malaysia yang kini mencapai 400 dolar AS perkapita, Singapore 2.500 dolar AS perkapita, sedangkan negara-negara maju sudah mencapai 3.000 hingga 4.000 dolar AS perkapita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement