Advertisement

Promo November

BMKG Ingatkan Beberapa Wilayah Berpotensi Hujan Lebat hingga Karhutla, Bagaimana dengan Jogja?

Abdul Hamied Razak
Kamis, 19 Oktober 2023 - 08:27 WIB
Abdul Hamied Razak
BMKG Ingatkan Beberapa Wilayah Berpotensi Hujan Lebat hingga Karhutla, Bagaimana dengan Jogja? Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan keterangan pers di Kantor BMKG Yogyakarta, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (1/12/2021). - ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan sejumlah wilayah di Indonesia untuk mewaspadai potensi hujan lebat hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Kamis (19/10/2023).

Berdasarkan laman resmi BMKG potensi hujan lebat dengan kecepatan lebih dari 50 milimeter diperkirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua.

Advertisement

Selain hujan lebat, beberapa wilayah turut diperkirakan mengalami angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam seperti Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

BACA JUGA: Berikut Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini, untuk Wilayah Sleman dan Sekitarnya, Mulai Pukul 10.00 WIB

Hujan disertai kilat dan petir atau hujan badai pun berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung.

Selain wilayah-wilayah itu, wilayah seperti Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua Barat juga berpotensi mengalami hujan badai pada hari ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya mengatakan suhu permukaan bumi semakin panas yaitu sejak 2000 sampai 2023 telah terjadi kenaikan rata-rata 0,3 dejarajat celcius.

Hal tersebut disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (CO2) dari bahan bakar energi fosil seperti batubara dan sejenisnya.

“Ancaman kekeringan di Indonesia diprakirakan berlangsung hingga Januari-Maret 2024 dan ini baru sebagian pendahuluan,” katanya.

BACA JUGA: Operasi Mantab Brata Digelar 222 Hari, Polres Kulonprogo Akan Lakukan Cooling System

Terlepas dari aktifnya badai El-Nino, Dwikorita menyebutkan dengan terjadinya peningkatan suhu itu sudah semakin memperparah kekeringan ekstrem yang sedang melanda Indonesia saat ini.

Semasa cuaca panas dan kering, peluang terjadi kebakaran hutan dan lahan pun meningkat seperti beberapa daerah yaitu Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah yang harus mewaspadai terjadinya karhutla pada hari ini.

Kondisi Wilayah Jogja

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY melaporkan prakiraan cuaca sepanjang Kamis (19/10/2023) dari pagi, sore hingga malam.

Sebagian wilayah di DIY baik siang hingga malam hari cerah dan cerah berawan. Kondisi tersebut diperkirakan terjadi untuk wilayah Jogja, Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul.

Cuaca di Kota Jogja diperkirakan paling panas dengan tingkat suhu mencapai 34 derajat celcius dan suhu terendah berada di Kota Wates sebesar 29 derajat celcius. 

Suhu udara pada pagi hari di wilayah DIY rata-rata 25 derajat celcius, siang hari 31-34 derajat celcius dan sore malam hari berkisar 25-27 derajat celcius.

Adapun kecepatan angin berkisar antara 10-20 km perjam pada siang hari. Faktor ini berdampak pada kelembaban udara dengan satuan berkisar antara 80% hingga 65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kenaikan PPN 12%, PHRI Gunungkidul : Ada Potensi Terjadi PHK

Gunungkidul
| Rabu, 20 November 2024, 16:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement