Advertisement
Angka Peserta Nonaktif BPJS Kesehatan Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Karyawan melayani peserta di salah satu kantor cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis - Fanny Kusumawardhani
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Hanya selang dua bulan, jumlah peserta non-aktif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meningkat. Pada Juni 2023 sekitar 35 juta peserta nonaktif kini menjadi 36,8 juta peserta pada Agustus 2023.
Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan David Bangun mengatakan angka tersebut meningkat karena penonaktifan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Advertisement
Baca Juga: BPJS Kesehatan Klaim Program JKN Indonesia Menjadi Contoh Banyak Negara
“Sepanjang 2023 sudah 4,5 juta peserta dinonaktifkan oleh Kemensos karena dianggap tidak memenuhi syarat sebagai peserta penerima bantuan,” kata David kepada Bisnis.com, Senin (18/9/2023).
Terkait penonaktifan tersebut, David mengatakan BPJS Kesehatan turut mendukung upaya Kemensos untuk mengurangi inclusion error atau orang yang tidak berhak mendapatkan bantuan tetapi terdaftar sebagai penerima bantuan.
Pihaknya pun berharap masyarakat yang tidak mampu tetapi belum terdaftar dapat segera terdaftar sehingga terlindung kesehatannya. Di sisi lain, peserta non-PBI namun sudah tak aktif menjadi peserta BPJS Kesehatan menjadi tantangan tersediri.
Baca Juga: Dirut BPJS Kesehatan Blak-Blakan Soal Iuran 2024, Naik atau Tidak?
“Mereka harus diedukasi dan advokasi untuk diupayakan menjadi peserta aktif kembali [entah pekerja atau mandiri],” ungkap David.
David juga menyebut bahwa peserta yang statusnya nonaktif masih tetap peserta JKN. Dengan demikian,jumlah kepesertaan tidak menurun.
Adapun BPJS Kesehatan mencatatkan jumlah peserta JKN mencapai 262.865.343 per 1 September 2023. Angka tersebut mencakup sekitar 94,64 persen jumlah penduduk Indonesia.
BPJS Kesehatan berharap kepesertaan dapat mencapai 95 persen dari total penduduk pada akhir 2023. Di sisi lain, ada tiga provinsi di Indonesia yang cakupannya masih di bawah 90 persen.
Beberapa di antaranya yakni Kalimantan Barat 84,81 persen, Jambi 85,92 persen, dan Sumatera Utara 88,63 persen. Dari 514 kabupaten/kota, terdapat 24 kabupaten/kota yang cakupannya di bawah 80 persen.
Salah satu di antaranya yakni Kabupaten Pulau Talibau dan Halmahera Selatan di Maluku Utara yang cakupannya masing-masing yakni 56 persen dan 62 persen.
Di Jawa Timur masih ada sembilan kabupaten/kota yang cakupannya masih di bawah 80 persen yakni Jember, Blitar, Tulungagung, Banyuwangi, Ponorogo, Trenggalek, Lumajang, Tuban dan Pacitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
Advertisement
Libur Nataru, 69 Personel SAR Siaga di Pantai Parangtritis
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Upah Tak Dibayar, Pekerja Sleman Laporkan Perusahaan ke Disnaker
- Hari Ibu: Saatnya Meluruskan Makna Ibu Hebat
- PSS Sleman Fokus Internal Game Jaga Ritme Jelang Championship
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- APP Gandeng Gama Multi Group UGM Kembangkan Hunian Mahasiswa
- Kemendukbangga-BKKBN Ajak Gen Z Lawan Bullying lewat Gen Z Fest
- Hadapi Libur Nataru di DIY, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman
Advertisement
Advertisement




