Advertisement

Ada Tornado Api di Bromo, Ini Penyebabnya

Lajeng Padmaratri
Selasa, 12 September 2023 - 09:07 WIB
Lajeng Padmaratri
Ada Tornado Api di Bromo, Ini Penyebabnya Api membakar hutan dan lahan kawasan Gunung Bromo terlihat di Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Mada - Spt.)\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pasca prewedding berbuah petaka, kini fenomena tornado api terjadi di Gunung Bromo, Jawa Timur. Peristiwa itu juga disebut sebagai dust devil.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menjelaskan fenomena "tornado api" atau dust devil dalam kebakaran Gunung Bromo, Jawa Timur, tidak mempengaruhi eskalasi daerah terdampak kebakaran.

Advertisement

"Dust devil sifatnya sangat lokal dan dalam waktu singkat, tidak terlalu berpengaruh dalam eskalasi daerah terdampak kebakaran," ujar Abdul diikuti dari ANTARA, Selasa (12/9/2023).

BACA JUGA: Pre-Wed Berbuah Petaka Bromo

Abdul menegaskan bahwa fenomena tersebut dapat dilokalisasi dengan cepat saat pemadaman api berlangsung.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofiska (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, dalam media sosial resminya @infobmkgjuanda mengutip keterangan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan dust devil adalah pusaran udara kecil, namun kuat, yang terjadi pada saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.

Peristiwa tersebut membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu serpihan atau puing-puing.

BACA JUGA: Kebakaran Lahan, Sebagian Akses Wisata ke Gunung Bromo Ditutup

Faktor penyebabnya adalah pemanasan matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif, jumlah tutupan awalnya sangat sedikit atau cuaca cerah, banyak debu dan pasti di permukaan tanah kelembaban rendah dan permukaan tanah yang kering.

Dust devil biasanya muncul pada siang, sore yang cerah kering dan panas, dan dapat berlangsung selama beberapa detik atau menit.

Adapun dust devil hanya terlihat saat terdapat media pendukung seperti pasir dan debu.

Berbeda dari fenomena puting beliung, dust devil bukan dari awan kumulonimbus, namun dari pemanasan lokal. Kecepatan anginnya tidak terlalu tinggi, dan dampak yang disebabkan tidak destruktif atau tidak menghancurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Polisi Klaim Tak Ada Konvoi Perayaan Kelulusan SMA di Bantul, Kapolres: Terima Kasih Adik-adik Pelajar

Bantul
| Selasa, 07 Mei 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement