Advertisement
Mendag Lobi India Buka Keran Ekspor Beras Nonbasmati

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah India diminta untuk memberikan relaksasi kebijakan larangan ekspor beras nonbasmati ke Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) saat bertemu pengusaha eksportir beras India atau The Rice Exporters Association CG (TREACG) di sela-sela Pertemuan Perdagangan dan Investasi G20 di Jaipur, India.
Advertisement
Untuk diketahui, India telah menutup keran ekspor beras nonbasmati sejak 20 Juli 2023 sebagai upaya mengamankan pasokan beras dalam negeri akibat cuaca buruk yang melanda negara tersebut.
"Saya berpandangan kebijakan tersebut tidak sesuai dengan komitmen India sebagai salah satu sumber utama untuk ketahanan pangan dunia, khususnya beras," kata Zulhas dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (27/8/2023).
BACA JUGA: Bapanas: Impor Beras Jadi Pilihan Pahit yang Terpaksa Dipilih
Zulhas pun mendorong asosiasi eksportir beras India agar meningkatkan kerja sama pangan dengan Indonesia. Terutama melanjutkan komunikasi dengan Bulog untuk menyiapkan akses pasar beras India di Indonesia lebih luas secara business to business (B to B).
Menurut Zulhas, hal tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas stok beras nasional dalam negeri di tengah ancaman kekeringan karena dampak El Nino.
"Saya juga mendorong agar TREACG dapat terus berkoordinasi dengan pelaku usaha beras Indonesia," tutur Zulhas.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kamis (24/8/2023), Sekretaris Departemen Perdagangan dan Industri India, Rajesh Agrawal, menjelaskan kondisi faktual di negaranya yang membawa mereka menutup ekspor beras nonbasmati.
Agrawal menyebut bahwa musim hujan di India tidak bisa diprediksi. Ketidakpastian cuaca membuat produksi padi mereka pada musim panen Oktober 2023 juga tidak dapat diperkirakan dan berisiko mengalami penurunan.
Di sisi lain sektor pertanian juga sangat bergantung pada musim hujan. Apalagi padi merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air.
Sementara itu, India juga memiliki populasi penduduk yang sangat besar. Bahkan 46 persen penduduknya bergantung pada produk pertanian yang dihasilkan negaranya.
"Jadi jika musim hujan tidak bagus, hal ini berdampak pada produksi beras tahun ini," kata Agrawal dalam wawancara terbatas di pertemuan menteri ekonomi Asean (AEM) di Semarang, Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kondisi Medan Tak Stabil, Pencarian Korban di Gunung Kuda Cirebon Dihentikan
- Main Proyek dan Salah Gunakan Wewenang, Dua Pejabat di Kementerian Pertanian Dipecat
- Empat Korban yang Diduga Tertimbun di Gunung Kuda Cirebon Belum Ditemukan
- Kedapatan Berjudi 13 Orang Dihukum Cambuk di Depan Umum oleh Kejaksaan Negeri Bireuen Aceh
- Tahun Ajaran Baru Ada Jam Malam di Jawa Barat, Guru Dilarang Kasih PR
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PPIH Tegaskan Jemaah Haji Tak Dikenakan Biaya Murur dan Safari Wukuf Lansia Khusus
- Wamen PU Diana Diperiksa Kejaksaan Terkait Dugaan Korupsi Pembangunan Rumah Mantan Pejuang Timor Timur
- Kecelakaan Beruntun di Exit Toll Purwodadi Pasuruan, 2 Orang Tewas dan 6 Terluka
- Jemaah Calon Haji Diimbau Lakukan Pelemparan Jumrah di Mina Sesuai Jadwal
- Otoritas IKN: Kami Berkomitmen Hadirkan Sistem Kemudahan Berinvestasi
- Kasus Covid-19 Muncul Lagi! Kemenkes Siapkan Fasyankes Antisipasi Lonjakan
- PDIP Merespons Surat Usulan Pemakzulan Gibran dari Forum Purnawirawan TNI
Advertisement
Advertisement