Advertisement
Kementan Siap Setop Impor Sapi Jika Ditemukan Penyakit LSD
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menyatakan kesiapannya untuk menutup impor sapi jika ditemukan penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) dari negara yang bersangkutan.
"Kalau memang dari sana sumbernya, ya dari mana saya enggak perlu bilang negaranya kan? Kita harus berani stop karena itu tidak boleh dimakan," kata Mentan Syahrul saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Advertisement
Mentan mengatakan bahwa penanganan kasus penyakit kulit LSD pada sapi serupa dengan antraks yang harus dibasmi dengan membakar dan menanam bangkai sapi yang terkena penyakit itu.
Berbeda dengan penyakit mulut dan kuku yang sejumlah bagian dapat dikonsumsi, untuk kasus penyakit LSD, manusia sama sekali tidak boleh mengonsumsi daging sapi yang terkena LSD.
BACA JUGA: Dikabarkan Merapat ke Prabowo, PSI: Pedoman Kami Pak Jokowi
Oleh karena itu, Mentan pun membentuk gugus tugas dengan mengerahkan petugas puskeswan untuk meninjau rumah pemotongan hewan (RPH) setiap minggunya.
"Saya kira LSD [kasus] baru lagi, kita cek tapi siapa pun akan rugikan kita, kita akan stop. Enggak boleh," kata Syahrul.
Temuan penyakit LSD pada 13 sapi impor dari empat peternakan di Australia bermula dari hasil pemeriksaan dokumen dan fisik di atas kapal oleh petugas Karantina Pertanian Tanjung Priok, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 25 Mei hingga 26 Juli 2023.
Petugas memberikan tanda khusus pada sapi-sapi impor yang menunjukkan gejala klinis untuk selanjutnya dilakukan pengambilan sampel sesaat setelah bongkar dari alat angkut.
Lalu pada 12 Juli, Badan Karantina Pertanian (Barantan) mulai menyurati pemerintah Australia melalui Department Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) untuk menginvestigasi temuan LSD tersebut.
Barantan pun memberikan waktu 60 hari atau hingga 12 September 2023 kepada pemerintah Australia, sebelum memutuskan untuk berhenti menerima impor sapi dari benua tersebut menyusul temuan sapi yang terdeteksi secara klinis terserang penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD).
Dalam rentang waktu 60 hari tersebut, Kementan tidak menutup seluruh impor sapi dari Australia melainkan hanya menghentikan sementara impor dari empat peternakan yang diduga kuat menjadi asal penularan penyakit yang dicirikan dengan benjolan pada kulit sapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Boyolali Bertemu, Dukung Fauzan Jadi Calon Bupati
- Diah Warih Anjari Bertemu Daud Yordan dan Hercules, Ini yang Mereka Bahas
- Potret Aksi Anak-anak Latihan Balap Sepeda Pushbike di Stadion Manahan Solo
- Menyala! Unsa ASMI Solo Tambah 3 Pemain Baru di Babak 32 Besar Liga 3 Nasional
Berita Pilihan
- Viral ASI Perah Jadi Bubuk, IDAI Sebut Ada Risiko Kontaminasi
- Akhir Pekan Ini Cuaca di Kota-kota Besar di Indonesia Cerah Berawan, Cocok untuk Piknik
- Tiga Naskah Kuno Indonesia Ditetapkan Jadi Memory of the World oleh UNESCO
- Ini Daftar Vaksinasi Wajib bagi Jemaah Calon Haji Sebelum ke Tanah Suci
- Pengakuan Kedaulatan Palestina, Beberapa Negara Uni Eropa Bakal Deklarasi Bareng
Advertisement
Lampu Jalan Mati di Jogja Banyak yang Mati, Kepala UPT PJU: Penanganan Sesuai Perwal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jerman Mendorong Kuat Pencegahan Meluasnya Perang di Jalur Gaza
- Ini Daftar Vaksinasi Wajib bagi Jemaah Calon Haji Sebelum ke Tanah Suci
- Tiga Naskah Kuno Indonesia Ditetapkan Jadi Memory of the World oleh UNESCO
- Prabowo Bakal Susun Kursi Menteri hingga 40, Gerindra Membantah
- Serangan Israel ke Gaza Tewaskan Lebih dari 15.000 Anak
- Gunung Lowotobi Laki-laki Erupsi Dua Kali, Warga Diminta Waspada Lahar Hujan
- Zulhas Berterima Kasih Kepada Prabowo karena Kursi PAN di DPR Bertambah
Advertisement
Advertisement