Advertisement
Kronologi Polisi Tangkap Sindikat Penjual Ginjal Sampai Kamboja

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pihak Polri meringkus sindikat penjual organ ginjal internasional dalam kasus tindak pidana penjualan orang (TPPO) sampai ke Kamboja.
Sebelumnya, kepolisian telah menangkap 12 tersangka dalam sindikat ini, di antaranya sembilan orang merupakan anggota, satu orang penghubung korban dengan rumah sakit di Kamboja dan sisanya merupakan oknum anggota kepolisian dan imigrasi.
Advertisement
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan kronologi penangkapan bermula dari terendusnya informasi markas komplotan penjual ginjal yang berlokasi di Perumahan Villa Mutiara Gading ,Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
“Kronologi diawali dari basecamp yang ada di Bekasi Kabupaten di Tarumajaya di Villa Mutiara Gading berdasarkan informasi baik dari Baintelkam maupun Bareskrim Polri,” tutur Hengki kepada wartawan dikutip Jumat (21/7/2023).
Kemudian, kepolisian mulai membentuk tim gabungan dari Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya dan intelijen untuk meringkus komplotan tersebut yang disebut kelompok penjual organ internasional.
Pada 30 Juni 2023, tim gabungan bertolak ke Kamboja untuk menyelamatkan 14 korban dari TPPO. Namun, pihak kepolisian telah dengan adanya aturan birokrasi di Kamboja selama dua minggu.
“Berdasarkan hasil digital forensik ada 14 korban menjalani operasi di Kamboja. Kemudian, kami berangkat ke Kamboja pada 30 Juni dengan tim lengkap, namun di sana terhalang adanya birokrasi,” ujar Hengki.
Namun, ketika tim gabungan terhambat di Kamboja, kabar tersebut kemudian tercium oleh sindikat. Alhasil, komplotan ini sempat melarikan diri ke beberapa negara mulai dari Vietnam, Malaysia hingga Bali.
“Selama dua minggu di sana ternyata ini tercium sindikat dan kemudian mereka keluar dari rumah sakit melalui jalan darat menuju Vietnam, terbang menuju Vietnam ke Malaysia baru ke Bali. Namun, [ketika] sindikat ini telah sampai ke Indonesia, serta tim kembali ke Jakarta dan langsung ditangkap di Surabaya,” jelasnya.
Sebagai informasi, komplotan ini menerima pembayaran Rp200 juta per orang dan sudah termasuk transfer ke pendonor Rp135 juta. Sisanya, sebesar Rp65 juta akan dibagi lagi dengan ongkos operasi mulai dari pembuatan paspor hingga akomodasi perjalanan ke Kamboja.
Sementara itu, oknum anggota polisi Aipda M disebut telah menerima Rp612 juta, sedangkan oknum imigrasi menerima Rp3,2 juta – Rp3,5 juta per pendonor ginjal yang diberangkatkan ke Kamboja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KUR Perumahan Bakal Disalurkan Tahun Ini
- Empat Pelaku Perusakan Kantor Polres dan Polsek di Jakarta Timur Dibawah Umur
- Polda Metro Jaya Buru Aktor Intelektual Kerusuhan
- Profil Sjafrie Sjamsoeddin, Menhan yang Dikabarkan Bakal Merangkap Menkopolhukam
- Profil Mukhtarudin, Politikus Golkar yang Gantikan Abdul Kadir Karding Sebagai Menteri P2MI
Advertisement

Pemkab Bantul Anggarkan Rp4 Miliar untuk Perbaikan RTLH
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Perpanjangan SIM Bisa Dilakukan di Ditlantas Polda DIY, JCM dan Ramai Mall
- Gerhana Bulan Tak Berdampak pada Cuaca dan Gempa Bumi
- Polisi Panggil Musisi Sherina Munaf Terkait Kucing Uya Kuya
- Calon-Calon PM Jepang Pengganti Shigeru Ishiba, dari LDP hingga Partai Oposisi
- Gunung Marapi Kembali Meletus, Jarak Aman 3 Km dari Puncak
- Nama-nama Calon Hakim Agung yang Mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan di DPR
- Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Mengalami Kecelakaan di Tol Padang
Advertisement
Advertisement