Advertisement
AS Ngotot Pasok Bom Cluster ke Ukraina
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Amerika Serikat (AS) telah memasok bum cluster ke Ukraina untuk melemahkan pasukan Rusia. Langkah AS mengirimkan bom itu pun dikritik oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) karena senjata tersebut dilarang oleh lebih dari 100 negara.
Bom cluster merupakan bom yang kontroversial. Sejak invasi Rusia berlangsung pada Februari 2022, Rusia dan Ukraina telah menggunakan bom cluster.
Advertisement
Melansir BBC, Jumat (21/7/2023), bom cluster adalah metode untuk menyebarkan sejumlah besar bom kecil dari roket, misil, atau peluru artileri yang menyebarkannya di tengah penerbangan di area yang luas.
Bom ini meledak pada benturan tetapi sebagian besar adalah "tidak berguna", yang berarti tidak meledak pada awalnya - terutama jika mendarat di tanah basah atau lunak.
Bom kemudian dapat meledak pada kemudian hari saat diambil atau diinjak, membunuh atau melukai korban.
Dari perspektif militer, bom cluster bisa sangat efektif ketika digunakan melawan pasukan darat yang digali di parit dan posisi yang dibentengi, membuat area yang luas terlalu berbahaya untuk dipindahkan sampai dibersihkan dengan hati-hati.
Mengapa Ukraina meminta bom cluster?
Pasukan Ukraina kehabisan peluru artileri, terutama karena, seperti Rusia, mereka menggunakannya dengan kecepatan yang luar biasa tinggi dan sekutu Barat Ukraina tidak dapat menggantinya dengan kecepatan yang mereka butuhkan.
Di medan perang Ukraina Selatan dan Timur yang sebagian besar statis dan bergemuruh, artileri telah menjadi senjata utama.
Orang-orang Ukraina sekarang menghadapi tugas yang menakutkan dalam mencoba mengusir Rusia yang menyerang dari posisi pertahanan mereka yang tergali dengan baik yang membentang di sepanjang garis depan pertempuran sepanjang 1.000 km (621 mil).
Dengan tidak adanya peluru artileri yang cukup, Ukraina telah meminta AS untuk mengisi kembali persediaan munisi tandannya untuk menargetkan infanteri Rusia yang menjaga semua parit pertahanan itu.
Beberapa ahli mengatakan bahwa dengan menggunakan bom cluster untuk menekan tembakan musuh dari parit, pasukan Ukraina dapat memperoleh waktu yang berharga untuk membantu mereka membersihkan jalan melalui ladang ranjau Rusia.
Tetapi yang lain mengatakan tidak perlu dengan alasan bahwa berbagai jenis senjata konvensional dapat menyelesaikan persolan itu dengan baik.
Ini bukanlah keputusan yang mudah bagi Washington, dan sangat tidak disukai oleh banyak pendukung Partai Demokrat dan HAM. Perdebatan telah berlangsung setidaknya selama enam bulan.
Apa dampak keputusan AS ini?
Efek langsungnya adalah merobohkan sebagian besar landasan moral yang diduduki Washington dalam perang Rusia versus Ukraina.
Berbagai dugaan kejahatan perang Rusia didokumentasikan dengan baik, tetapi langkah ini kemungkinan akan menimbulkan tuduhan kemunafikan AS.
Bom cluster adalah senjata yang mengerikan dan dilarang di sebagian besar dunia. Langkah AS ini pasti akan membuatnya agak berselisih dengan sekutu Barat-nya dan setiap perpecahan yang dirasakan dalam aliansi itu adalah apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Korban Hilang dari Kebakaran Glodok Plaza Jadi Sebelas Orang
- Presiden Minta Warga Menantikan Hasil Kerja Kabinet Merah Putih
- Usulan Gubernur Jawa Timur Soal APBD Bantu Program MBG Disambut Baik Bapanas
- Patwal untuk Utusan Khusus Presiden Diminta Ditinjau Ulang
- KPK Yakin Menang Lawan Gugatan Praperadilan Hasto Kristiyanto
Advertisement
DPRD Kota Jogja Targetkan Raperda Pengendalian Mihol Rampung Triwulan Pertama Tahun Ini
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata, Ini Isi Kesepakatannya
- Kementerian kelautan dan Perikanan Masih Mendalami Penanggung Jawab Pagar Laut 30,16 Kilometer
- Gempa 5,2 Magnitudo Guncang Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan, Getaran Terasa hingga Bengkulu
- Kendaraan Listrik dari China dan Rusia Bakal Dilarang Masuk Amerika
- Pemerintah Qatar, Mesir dan AS Jamin Penerapan Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza
- Gunung Ibu Erupsi, Warga Enam Desa di Halmahera Utara Mulai Dievakuasi
- Prabowo Dijadwalkan Menghadiri Munas Kadin pada Hari Ini
Advertisement
Advertisement