80 Kota dan Desa di Ukraina Berpotensi Banjir Akibat Bendungan PLTA Meledak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Sebanyak 80 kota dan desa berisiko mengalami banjir pasca-bendungan di area pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kota Khakova, Ukraina meledak.
Ledakan tersebut menyebabkan lonjakan air di Sungai Dnipro yang bisa menimbulkan banjir besar di Kota Kherson.
Advertisement
Kepala Wilayah Kota Kherson Oleksandr Prokudin mengatakan, setidaknya ada 16.000 orang yang saat ini berada dalam zona kritis. Menurutnya, ketinggian air di Sungai Dnipro juga akan memasuki masa kritis dalam lima jam ke depan.
Oleh karenanya, dia mengimbau agar masyarakat yang masih berada di wilayah yang dikuasai oleh Rusia untuk meninggalkan tempat tinggal mereka sesegera mungkin.
BACA JUGA: Puan Maharani Sebut AHY Masuk Bursa Cawapres Ganjar
Selain penduduk yang menetap di tepi Sungai Dnipro, Prokudin meminta masyarakat yang tinggal di dataran rendah Kherson untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Adapun, bendungan yang terletak di Khakova ini menjadi salah satu aset penting yang terdapat di wilayah tersebut.
Sebab, bendungan yang setara dengan Great Salt Lake di negara bagian Utah, Amerika Serikat (AS) itu menjadi sumber air bersih untuk para petani dan penduduk serta pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia.
Selanjutnya, bendungan besar ini juga menjadi saluran vital yang membawa air ke Krimea, wilayah di selatan Ukraina yang kini diduduki oleh Rusia.
Seperti diketahui, setelah Rusia menguasai Krimea pada 2014, Ukraina memutuskan untuk memblokir saluran air dari bendungan di Kakhovka ke Krimea. Hal tersebut lantas memicu krisis air yang terjadi di wilayah semenanjung itu.
Saluran air tersebut baru kembali dibuka oleh pasukan militer Rusia usai mereka meluncurkan invasi pertamanya ke Ukraina pada Februari 2022.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab dari rusaknya bendungan besar yang terletak di Kakhovka. Kedua belah pihak saat ini saling menuduh satu sama lain.
Ukraina, menuduh Rusia sebagai dalang dari ledakan yang terjadi pada Senin (5/6/2023) malam waktu setempat.
BACA JUGA: Puan Sebut AHY Masuk Bursa Cawapres Ganjar, Begini Respons Demokrat
Tuduhan itu pun dianggap masuk akal karena dinilai sebagai salah satu langkah Rusia untuk menghancurkan kendaraan Ukraina yang melintas di atas bendungan untuk membawa pasukan menyeberangi sungai guna melancarkan serangan balasan.
Akan tetapi, tuduhan itu lantas ditepis oleh seorang pejabat Rusia yang mengklaim Ukraina sebagai ‘otak’ dari serangan di bendungan di Kakhovka.
Dia menilai bahwa hal ini menjadi tindakan sabotase Ukraina untuk mengurangi kegagalan yang dialaminya selama pengiriman serangan balasan berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement