Advertisement
Xi Jinping Pergi ke Rusia untuk Temui Vladimir Putin

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden China Xi Jinping sedang dalam perjalanan ke Rusia. Tujuan perjalanannya dalam upaya persahabatan, kerja sama dan perdamaian.
Kunjungan berlangsung setelah Beijing meluncurkan 12 poin yang menyerukan gencatan senjata dalam perang Rusia-Ukraina.
Advertisement
Kunjungan Xi akan berlangsung selama 3 hari yang dimulai pada hari ini dan akan berbicara empat mata dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dilansir dari Aljazeera pada Senin (20/3/2023).
China menganggap Putin sebagai sahabat yang sekarang sedang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang.
Baca juga: Ratusan Pelajar di Bantul Deklarasi Bebas Geng Sekolah & Kejahatan Jalanan
KTT di Rusia akan menjadi pertemuan ke-40 antara kedua pemimpin tersebut. Kunjungan Xi meningkatkan harapan bahwa akan ada terobosan dalam mengakhiri perang di Ukraina. Saat ini konflik Rusia dan Ukraina telah memasuki tahun kedua yang telah merenggut puluhan ribu nyawa, dan menyebabkan penderitaan ekonomi yang meluas, dengan inflasi melonjak di seluruh dunia.
Adanya harapan tidak hanya oleh mediasi Beijing dan proposalnya untuk gencatan senjata serta dialog antara Moskow dan Kyiv. Muncul harapan bahwa Xi berniat mengikuti pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Jika itu terjadi, percakapan antara Xi dan Zelensky akan menjadi yang pertama sejak tank Rusia melintasi perbatasan Ukraina pada Februari tahun lalu.
Pengamat mengatakan kunjungan kenegaraan Xi lebih pada memperkuat kemitraan tanpa batas yang dia umumkan dengan Putin tahun lalu daripada menengahi perdamaian di Ukraina.
Direktur Program Asia di German Marshall Fund of the AS Bonnie Glaser mengatakan bahwa tak satupun dari pihak yang bertikai tampak siap atau bersedia mengakhiri pertempuran.
“Kecuali Rusia dan Ukraina telah kehabisan keinginan mereka untuk terus berperang dan mencari celah untuk konflik ini, tidak mungkin untuk mengakhirinya, dan saya tidak berpikir bahwa China ingin berada di tengah-tengahnya," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Jadwal SIM Keliling Kota Jogja Selasa 16 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement