Advertisement
KJS Jadi Solusi Atasi Kemiskinan di Jawa Tengah
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG - Program Kartu Jateng Sejahtera (KJS) yang dilaunching Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 2017 lalu menjadi solusi penanganan kemiskinan di wilayahnya. Program tersebut mampu mengcover 12.764 fakir miskin.
KJS merupakan program bantuan sosial tunai dengan sasaran fakir miskin tidak produktif yang belum mendapatkan program perlindungan sosial dari Pemerintah Pusat. Di antaranya penyandang disabilitas (mental retardasi, psikotik dan eks psikotik, dissabilitas fisik berat, disabilitas mental). Selain itu, juga berpenyakit kronis, antara lain tuberculosis (TBC), stroke, kanker atau tumor ganas, gagal ginjal dan paru-paru flek.
Advertisement
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Harso Susilo menerangkan, program KJS berjalan baik. Bahkan saat pandemi Covid-19 melanda, program tersebut masih terus dilaksanakan.
"KJS resmi dilaunching sejak 2017 lalu. Sesuai hasil keputusan penerima program ini ada sebanyak 12.764 orang," ujarnya, Rabu (18/1/2023).
Sejak pertama kali diluncurkan, masing-masing penerima mendapat bantuan sebesar Rp 3 juta per tahun dengan pencairan bertahap tiap tiga bulan sekali. Tiap pencairan, penerima manfaat bakal menerima bantuan sebesar Rp 750 ribu.
Keseriusan Gubernur Ganjar dalam memberikan perhatian bagi masyarakat miskin melalui KJS terus dilakukan. Besaran bantuan program tersebut dinaikkan di 2023. Menurut Harso, tahun ini, besaran bantuan yang akan diterima sebesar Rp 4,4 juta.
Sedangkan mengenai sumber anggaran Program Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Kartu Jateng Sejahtera (KJS) bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah pada DPA Dinas Sosial setempat. "Untuk kuota memang 12.764 penerima, tapi data penerima bisa berubah atau diganti. Misalnya ada yang meninggal, menerima perlindungan sosial dari pemerintah pusat, atau sudah mampu atau produktif," terang Harso.
Salah seorang penerima bantuan KJS, Rumyati, warga Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Pemalang mengaku senang dengan adanya bantuan sosial tunai melalui KJS tersebut. Sehari-hari, Rumyati hidup di rumah berdinding papan kayu dengan keterbatasan penglihatan, mata sebelah kiri tidak berfungsi normal.
Selain itu, dia terkena gangguan saraf. Saat kambuh, ia tidak bisa beraktivitas normal. "Tidak kerja, karena jika sedang kumat sakit di kepala dan kaki. Tiap hari momong cucu," ungkapnya.
Rumyati telah menerima KJS sejak setahun lalu. Uang yang diterimanya tiga bulan sekali itu dimanfaatkan untuk berobat dan biaya makan sehari-hari.
"Uangnya untuk beli obat jika sedang kumat. Sisanya untuk makan. Alhamdulillah dapat bantuan, dulu-dulu tidak pernah dapat bantuan, baru kali ini (KJS)," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Hendak Mengambil Ponsel, Warga Sleman Malah Kecemplung Sumur
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
- Agresi Israel, Penduduk Gaza Diperkirakan Krisis Pangan dalam Enam Pekan Lagi
- Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
Advertisement
Advertisement