Advertisement

Kisah Tragis! Kopilot Yeti Airlines Jatuh di Nepal Susul Suami yang Juga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Nancy Junita
Rabu, 18 Januari 2023 - 10:47 WIB
Sunartono
Kisah Tragis! Kopilot Yeti Airlines Jatuh di Nepal Susul Suami yang Juga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Suami kopilot Yeti Airlines 691 Anju Khawatida yang kecelakaan di Pokhara, Nepal pada Minggu (15/1/2023), juga tewas dalam kecelakaan pesawat Yeti Airlines pada 16 tahun lalu. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Kisah pilu kecelakaan pesawat Yeti Airlines 691 di Pokhara, Nepal pada Minggu (15/1/2023), terus menyeruak. Terbaru, terungkap bahwa suami kopilot Anju Khatiwada, ternyata juga tewas dalam kecelakaan pesawat Yeti Airlines pada 16 tahun lalu.

Seperti diketahui, kecelakaan yang terjadi di negara kecil di Himalaya ini telah menewaskan 69 penumpang dan 4 awak pesawat. Jumlah ini menjadikan kecelakaan tersebut menjadi bencana udara terbesar yang pernah terjadi di Nepal setidaknya dalam 30 tahun terakhir.

Advertisement

Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, menyebut terdapat 15 warga negara asing yang ikut dalam penerbangan tersebut, termasuk warga India, Prancis, Australia, Irlandia, Rusia, hingga Korea Selatan. Kendati demikian, penyebab kecelakaan dari insiden tersebut hingga saat ini belum juga dapat dipastikan.

BACA JUGA : Video Detik-Detik Jatuhnya Pesawat di Nepal yang Tewaskan 69 Penumpang Viral

Melansir BBC, Selasa (17/1/20223), Anju Khatiwada adalah kopilot Yeti Airlines penerbangan 691 ketika menabrak ngarai di dekat kota wisata Pokhara, yang menewaskan semua penumpang. Suaminya, Dipak Pokhrel, juga mengemudikan penerbangan Yeti Airlines ketika dia meninggal - dan kematiannya itulah yang mendorong Anju untuk mengejar karier di bidang penerbangan.

Pasangan suami istri ini memiliki seorang anak. Kesedihan ditinggal suami menjadi kekuatan motivasi bagi Anju dalam menjalani kehidupan, termasuk mengejar karier sebagai penerbang.

"Dia adalah wanita yang gigih memperjuangkan mimpinya dan memenuhi impian suaminya," kata anggota keluarga, Santosh Sharma.

Dipak berada di kokpit pesawat Twin Otter yang membawa beras dan makanan ke kota barat Jumla ketika jatuh dan terbakar pada Juni 2006, menewaskan sembilan orang di dalamnya.

Empat tahun kemudian, Anju berada di jalur yang sama untuk menjadi pilot, mengatasi banyak rintangan untuk berlatih di Amerika Serikat (AS). Setelah memenuhi syarat, dia bergabung dengan Yeti Airlines.

Seorang perintis, Anju adalah satu dari hanya enam wanita yang dipekerjakan oleh maskapai sebagai pilot, dan telah terbang hampir 6.400 jam. "Dia adalah kapten penuh di maskapai yang melakukan penerbangan solo," kata Sudarshan Bartaula dari Yeti Airlines.

"Dia wanita pemberani."

BACA JUGA : Jatuh Sebelum Mendarat, Kecelakaan Pesawat di Nepal Tewaskan 68 Penumpang

Anju kemudian menikah lagi dan memiliki anak kedua sambil terus membangun kariernya. Teman dan keluarga mengatakan dia menyukai pekerjaannya. Bahwa dia dan suami pertamanya meninggal dengan cara ini adalah sebuah tragedi di dalam sebuah tragedi.

Di lokasi jatuhnya pesawat di Pokhara, bagian-bagian pesawat yang dipiloti Anju berserakan di tepi Sungai Seti. Berserakan seperti pecahan mainan yang rusak. Sebagian kecil bagian pesawat bersandar di ngarai, jendela utuh dan warna hijau dan kuning Yeti Airlines masih terlihat.

Tragedi Yeti Airlines telah menghidupkan kembali pembicaraan tentang keselamatan penerbangan di negara Himalaya itu, yang telah menyaksikan ratusan orang tewas dalam kecelakaan udara dalam beberapa dekade terakhir. Selama bertahun-tahun, sejumlah faktor disalahkan atas catatan keselamatan penerbangan Nepal yang buruk.

Medan pegunungan dan cuaca yang sering tidak dapat diprediksi bisa jadi sulit untuk dinavigasi, dan sering disebut sebagai alasan. Tetapi yang lain menunjuk pada pesawat yang sudah ketinggalan zaman, peraturan yang longgar dan pengawasan yang buruk sebagai faktor yang sama pentingnya.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan pada Minggu (15/1/2023). Di luar rumah sakit di Pokhara, keluarga dari penumpang yang tewas menunggu jenazah kerabat mereka dibebaskan setelah otopsi selesai.

Di udara bulan Januari yang sangat dingin, Bhimsen Ban berkata dia berharap bisa segera membawa temannya Nira kembali ke desanya agar upacara terakhirnya dapat dilakukan.

Nira Chantyal, 21, adalah seorang penyanyi yang sering terbang bersama Yeti Airlines. Perjalanan udara berbiaya rendah telah menjadi cara yang terjangkau dan populer bagi kelas menengah di negara itu untuk melintasi negara pegunungan tersebut.

BACA JUGA : Pesawat Boeing B-17 Bertabrakan dan Meledak di AS

Nira, yang pindah ke Kathmandu, sedang dalam penerbangan untuk tampil di festival musik di Pokhara.

"Dia adalah artis yang sangat berbakat, dan biasa menyanyikan lagu-lagu rakyat. Dia sering bernyanyi secara spontan," kata Bhimsen, matanya merah karena menangis. "Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan kehilangan itu."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement