Advertisement
Hasil Riset: Anak Usia SD Habiskan 10-15 Batang Rokok per Hari

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Direktur Utama Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak), Shoim Sahriyati sangat mendukung wacana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Menurut Shoim kebijakan tersebut menjadi salah satu kebijakan yang mereka suarakan sejak lama. Hal itu menjadi salah satu upaya untuk menghindarkan anak-anak menjadi perokok pemula.
Advertisement
Yayasan Kakak pernah melakukan riset terhadap perokok anak di wilayah Solo, Karanganyar, dan Sukoharjo. Untuk jumlah totalnya, Kakak menjangkau sekitar 100 partisipan di masing-masing wilayah.
Salah satu yang menjadi fokus dalam riset tersebut adalah mengetahui waktu pertama kali anak-anak mulai melakukan aktivitas merokok. Hasilnya, perokok pemula mulai mengonsumsi rokok pada saat mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) atau kisaran usia sembilan tahun.
“Usia SD itu sekitar sembilan tahun, 10 [tahun], 11 [tahun], itu mereka mulai mengenal rokok dab menjadi perokok pemula,” kata dia.
Baca juga: Sudah Tujuh Tahun Tol Laut Jokowi Belum Berdampak, Ini Kendalanya
Dari hasil risetnya, Shoim menyebutkan rata-rata paling banyak anak yang sudah merokok bisa menghabiskan 10 sampai 15 batang rokok per hari.
Menurut Shoim, anak-anak tersebut sudah mengenal rokok, bukan baru saja mengenal. Riset tersebut dilakukan pada anak dengan tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA.
“Kalau dibuat kategori, ada yang sehari itu tiga sampai lima [batang rokok], ada lima sampai tujuh [batang rokok], dan yang paling banyak itu yang saya tadi bilang,” ucap dia.
Karena rokok bersifat adiktif, yang menjadi persoalan yaitu ketika perokok pemula sudah mencoba biasanya ada keinginan mencoba lagi.
Selain itu, jumlah konsumsi rokok per batangnya akan semakin meningkat. Shoim menjelaskan, dalam risetnya juga terdapat pertanyaan kondisi ketika perokok pemula mencoba berhenti merokok.
“Jawabannya adalah ada rasa yang tidak enak dalam tubuh mereka. Pusinglah, mulut pahitlah, resah lah, tidak bisa tidur lah, itu sebenarnya adalah tanda-tanda bahwa mereka sudah terpapar dengan zat adiktif itu,” terang dia.
Lebih lanjut, Shoim menerangkan beberapa hal yang membuat perokok pemula memutuskan untuk merokok.
Pertama karena pengaruh lingkungan, dari keluarga terdekat, apabila salah satu anggota keluarga terdapat seorang perokok, hal itu mendorong anak-anak untuk ikut mencoba.
Segala hal yang anak lihat bisa menginspirasi anak untuk melakukan hal yang sama. Kemudian, dari lingkungan pergaulan anak bisa mendorong dan menguatkan mereka menjadi seorang perokok.
“Yang terakhir, dia tahu produk, dia tahu rasanya enak, dia tahu harganya terjangkau itu dari iklan-iklan yang sering mereka lihat. Iklan yang mencantumkan harga, iklan yang membuat anak-anak berpikir lebih sehat, itu juga mendorong mereka,” ujarnya.
Dari hasil konsultasi para pelaku terkait dampak rokok terhadap tubuhnya, kata Shoim, mereka mengaku rokok membuat kesehatan tubuhnya terganggu. Kalau tidak merokok, badan jadi pusing, mual, deg-degan, dan lainnya.
Karena perokok anak kebanyakan dari keluarga miskin, kata Shoim, akses mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga rendah, kebanyakan mereka bila punya keluhan tidak dibawa ke tenaga kesehatan.
“Ketiga, ada beberapa dari perokok anak, mendorong mereka terjerumus dalam persoalan sosial. Ketika tidak ada rokok, akhirnya mendorong mereka untuk mencuri punya bapaknya, temannya, bahkan ada beberapa kasus, mereka mencurinya di warung,” terangnya.
Selain mencuri rokok, mereka juga bisa mencuri uangnya untuk dibelikan rokok. Hal itu dilakukan karena mencoba berhenti merokok tidak bisa, mencoba tidak merokok badannya tidak enak. Makanya upaya yang harus dilakukan adalah mencegah anak-anak menjadi perokok pemula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Cegah Kawasan Kumuh, DPUPKP Bantul Terapkan WebGIS di Tiga Kapanewon Wilayah Pantai Selatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement