Advertisement
China Kecam Pembatasan Covid-19 di Beberapa Negara bagi Pelancong dari Wilayahnya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—China mengecam kebijakan negara-negara yang menerapkan pembatasan Covid-19 bagi para pelancong dari negaranya. Beberapa negara membatasi kedatangan warga negara China secara ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kami percaya pembatasan masuk yang diberlakukan beberapa negara yang hanya menargetkan China tidak memiliki dasar ilmiah dan beberapa tindakan berlebihan tidak dapat diterima," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, sebagaimana dilansir dari Bloomberg pada Selasa (3/1/2023).
Advertisement
Mao Ning menegaskan bahwa China menentang upaya untuk memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian Covid-19 untuk mencapai tujuan politik. Negeri Panda ini akan mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan prinsip timbal balik dalam situasi yang berbeda.
"(China) memperkuat komunikasi dengan komunitas internasional dan bekerja sama untuk mengalahkan Covid-19," lanjutnya.
Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS), Jepang, Malaysia, Korea Selatan (Korsel) dan beberapa negara lain mengharuskan pelancong dari China untuk menunjukkan tes negatif sebelum mengizinkan mereka masuk, bahkan Taiwan mengatakan akan mengkarantina pendatang dari China yang terbukti positif.
Langkah pengetatan itu diterapkan saat China menghapus kebijakan Zero Covid setelah hampir tiga tahun. Sebelumnya, kebijakan ini membuat China sangat tertutup karena mengharuskan semua pendatang untuk melakukan isolasi selama berhari-hari di hotel.
Selain itu, negara-negara lain juga khawatir dengan kurangnya transparansi pemerintah China mengenai seberapa besar penyebaran Covid-19 di sana, sehingga kekhawatiran meningkat adanya penyebaran varian virus baru.
Italia mengatakan akan mulai menguji semua pendatang dari China setelah hampir setengah dari penumpang pada dua penerbangan baru-baru ini ke Milan terkonfirmasi positif. Italia kemudian mengatakan tidak menemukan mutasi Covid-19 baru yang mengkhawatirkan di antara para pendatang dari China yang dinyatakan positif.
Covid-19 telah menjadi topik yang sensitif secara politis di China sejak pertama kali muncul di negara itu sekitar tiga tahun lalu. Bahkan, Mantan Presiden AS Donald Trump membuat marah China dengan berulang kali mengatakan Covid-19 sebagai ‘virus China’, sehingga menyebarkan teori konspirasi bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium senjata biologis AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Penanggulangan Kemiskinan Optimalkan Kader Khusus, Pendampingan Warga Miskin Makin Intensif
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
Advertisement
Advertisement