Gara-gara Kenaikan Harga BBM, Inflasi 2022 Tembus 5,51 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi 2022 sebesar 5,51 persen (year-on-year/yoy) cukup terkendali. Meski demikian, BI menilai kenaikan inflasi 2022 terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi pada Desember 2022 tercatat menjadi 0,66 persen (month-to-month/mtm) sehingga inflasi 2022 menjadi 5,51 persen (yoy). Realisasi tersebut meningkat dibandingkan dengan inflasi 2021 sebesar 1,87 persen (yoy).
Advertisement
"Inflasi 2022 lebih tinggi dari sasaran 3,0+1 persen, terutama dipengaruhi oleh dampak kenaikan BBM bersubsidi pada September 2022," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa (3/1/2023).
BACA JUGA : Inflasi Sepanjang 2022 Tembus 5,51 Persen, Ini Penyebabnya
Dia mengatakan berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pascakenaikan harga BBM kembali terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal.
Menurutnya, perkembangan inflasi yang terkendali tidak terlepas dari pengaruh positif dari sinergi kebijakan yang makin erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis dalam menurunkan laju inflasi, termasuk mengendalikan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan guna memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1 persen," imbuhnya.
Koordinasi kebijakan juga terus diperkuat. Dalam kaitan ini, koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Erwin mengatakan tekanan inflasi 2022 yang lebih rendah dari prakiraan awal berdampak positif pada prospek inflasi 2023 yang diprakirakan kembali ke sasaran 3,0+1%.
Menurutnya, inflasi inti 2022 tetap terjaga rendah sebesar 3,36 persen (yoy), sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
BACA JUGA : Inflasi di DIY Melandai di Tengah Deflasi Komoditas Pangan
Inflasi volatile food 2022 juga terkendali 5,61 persen (yoy) sebagai hasil sinergi dan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi melalui TPIP-TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif.
"Sementara itu, kenaikan inflasi administered prices juga tidak setinggi yang diperkirakan, menjadi 13,34% (yoy) sejalan dengan penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan yang lebih rendah," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pekan Depan Dipanggil, Firli Bahuri Diminta Kooperatif
- Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
- Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan
- Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
- BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
- Belasan Provinsi Rawan Pilkada Dipantau Komnas HAM
- Menteri Satryo Minta Kemenkeu Kucurkan Dana Hibah untuk Dosen Swasta
Advertisement
Advertisement