Advertisement
Anies Singgung Isi Buku How Democracies Die, Sebut Cara-Cara Menyingkirkan Oposisi
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapa para relawan saat peresmian relawan IndonesiAnies di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa (2/11/2022). Kelompok relawan IndonesiAnies nantinya akan menggalang dukungan kepada Anies Baswedan yang telah diusung Partai NasDem dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan kembali menyinggung bagaimana demokrasi di suatu negara bisa mati.
Anies menyinggung hal tersebut seusai menonton film dokumenter The Edge of Democracy (2019) bersama putranya Mikail Azizi. Dia pun membagikan momen sekaligus mengulas film itu di media sosial pribadinya, Senin (2/1/2022).
Advertisement
“Menonton dokumenter ini mengingatkan pada buku How Democracies Die, bahwa ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan dan tak disadari,” tulis Anies.
Dia pun menjelaskan tiga tahapan tersebut. Pertama, dengan menguasai 'wasit' dalam demokrasi. Caranya, dengan mengganti para wasit itu dengan yang pro penguasa.
BACA JUGA: Diserang Gerombolan Tawon Vespa, Pria Ini Meninggal Dunia
“Ganti para pemegang kekuasaan di lembaga negara netral dengan pendukung status quo,” jelas mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Kedua, singkirkan para oposisi dengan cara kriminalisasi, suap, ataupun skandal. Ketiga, dengan cara ganti aturan main terkait kekuasaan.
“Ubah peraturan negara untuk melegalkan penambahan dan pelanggengan kekuasaan,” ujar Anies.
Lebih lanjut, dia mengatakan pelemahan demokrasi sering kali diterima masyarakat karena terjadi secara perlahan. Dengan perubahan secara bertahan, publik jadi terbiasa dengan kondisi baru yang sebenarnya buruk.
“Kondisi yang penuh oleh praktik yang dulunya dipandang tidak normal dan tidak boleh dinormalkan dalam demokrasi, tapi karena perburukkannya berlangsung perlahan maka tanpa disadar dianggap kewajaran baru,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Anies menekankan demokrasi tak boleh dianggap sebagaimana sebuah hadiah melainkan suatu yang harus diperjuangkan dan dirawat. Penyimbangan prinsip demokrasi, meski sedikit, tak boleh dibiarkan.
“Pesan pentingnya: bila terlambat maka akan menjadi terlalu berat untuk dikembalikan pada relnya,” tekan Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Bandara YIA ke Sleman dan Jogja Minggu
- Cuaca DIY Minggu Ini Didominasi Hujan Ringan
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Desember 2025, Ada Layanan Malam
- Leverkusen Tekuk Leipzig 3-1, Naik ke Posisi Tiga Bundesliga
- SIM Keliling Bantul Hadir di MPP hingga Parasamya
- Bellingham dan Mbappe Antar Real Madrid Tekuk Sevilla 2-0
- Arus Kendaraan Masuk Jogja via Prambanan Mulai Meningkat
Advertisement
Advertisement




