Advertisement
Luhut Pastikan Kecelakaan Kereta Cepat Tak Bikin Proyek Molor

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa kecelakaan kereta teknis di jalur Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) tidak akan memengaruhi target penyelesaian proyek pada Juni 2023.
BACA JUGA: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan Dilanjutkan Sampai Surabaya
Advertisement
Menurut Luhut, kecelakaan yang menyebabkan dua orang pekerja asal China itu tidak akan membuat target penyelesaian proyek dan pengoperasian Kereta Cepat molor lagi.
"Tetap [tepat waktu Juni 2023]. Kamu jangan mau lambat," ujarnya saat ditemui di acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Luhut menjelaskan bahwa kereta yang digunakan untuk memasang rel itu mengalami penurunan kecepatan rem. Saat itu, sambungnya, kereta tengah mengantar barang pada sore hari.
Kemudian, Luhut mengeklaim penyebab kecelakaan itu murni human error. Dia juga mengonfirmasi bahwa dua korban meninggal merupakan WNA China. Dua orang itu merupakan enam dari korban kecelakaan kereta teknis di Padalarang, Bandung Barat, Minggu (18/12/2022).
"Itu human error. Betul, dua pekerja orang China [yang meninggal]," lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Kereta Cepat.
Selain itu, Luhut menilai penghentian proyek pada ruas jalur lokasi kecelakaan tak akan berpengaruh pada target pengoperasian. Dia memprediksi investigasi hanya akan memakan waktu sekitar beberapa hari.
"Lagi diinvestigasi, paling beberapa hari itu. Tidak ada pengaruh," tutupnya.
Sementara itu, kerusakan kereta teknis yang digunakan untuk memasang rel disebut akan berdampak pada keterlambatan penyelesaian proyek.
Menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang, kecelakaan tersebut otomatis berdampak pada waktu penyelesaian proyek.
"Otomatis pasti berdampak karena yang rusak itu kereta untuk pemasangan rel. Kalau rusak itu pasti beli baru atau datangkan baru dari China. Kalau mendatangkan pun perlu proses waktu. Jadi, memang otomatis mundur," ujarnya, Selasa (20/12/2022).
Deddy menilai terdapat dua faktor penyebab peristiwa larat itu. Faktornya bisa jadi akibat human error, atau sarana kereta mesin pemasangan rel tersebut. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diharapkan bisa ikut andil dalam menginvestigasi penyebab kecelakaan kerja tersebut.
Kendati bakal memakan waktu, Deddy menilai tak masalah apabila proyek harus molor dari target Juni 2023, ketimbang harus diburu-buru.
"Kalau mundur tidak masalah dari pada cepat-cepat. Mending mundur tapi smooth [lancar]. Seperti MRT itu [proyeknya] lama tetapi smooth, mungkin saya katakan tidak pernah ada [insiden] dari Fase 1 sampai dengan sekarang," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perbaikan Jalan di Sentolo yang Ditanami Pohon Pisang: Tanah Uruk Bukan dari Pemkab Kulonprogo, Tapi dari CSR
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Duh, Enam Gunung di Indonesia Kompak Erupsi Hari Ini
- Iran Siap Serang Pangkalan AS di Timur Tengah, Apabila Ikut Campur dan Bantu Israel
- Uang Rp11,8 triliun yang Disita Kejagung dari Perkara Korupsi Minyak Goreng Berasal dari 5 Korporasi Wilmar
- Israel Telah Habiskan Belasan Triliun untuk Hadang Rudal dari Iran
- Kronologi Pelarian Tiga WNA Australia Pelaku Penembakan di Bali
- 17 Keberangkatan Pesawat dari Bali Dibatalkan Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
- Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Wilayah Garut Hari Ini
Advertisement
Advertisement