Advertisement

Kasus Serangan Jantung Naik saat Piala Dunia, Ini Penjelasan Ahli

Arlina Laras
Jum'at, 25 November 2022 - 23:07 WIB
Bhekti Suryani
Kasus Serangan Jantung Naik saat Piala Dunia, Ini Penjelasan Ahli Serangan jantung mendadak pada usia muda - ilustrasi

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA-- Selama berlangsungnya Piala Dunia 2022, dilaporkan ada penggemar yang meninggal akibat serangan jantung tak terduga saat menyaksikan pertandingan bola.

Kenapa bisa terjadi?

Advertisement

Menurut ChannelNewsAsia, faktor yang membuat tekanan darah jadi melonjak, salah satunya akibat sorakan dan makian yang terlihat selama pertandingan Piala Dunia.

Alasan Piala Dunia Picu Serangan Jantung

Menurut sebuah studi baru, hal yang memicu terjadinya serangan jantung adalah pengerahan tenaga fisik yang intens atau gangguan emosi yang ekstrem.

Artinya, ini bukanlah suatu kebetulan, jika penelitian di Brasil yang dilakukan selama empat musim Piala Dunia menunjukkan serangan jantung mengalami peningkatan selama pertandingan final dan memuncak saat Brasil bermain melawan negara lain.

Penelitian di New England Journal Of Medicine (NEJM) melaporkan, di Jerman, sebanyak 47 persen dari 4.279 pasien yang dirawat karena penyakit jantung pada saat tim Jerman bermain selama Piala Dunia 2006. Mereka  diketahui memiliki riwayat penyakit jantung coroner

"Kejadian darurat jantung saat menonton Jerman berkompetisi di Piala Dunia adalah 2,66 kali lipat dari periode kontrol pada tahun 2003 dan 2005. NEJM menyimpulkan bahwa menonton pertandingan yang menegangkan lebih dari dua kali lipat risiko kejadian kardiovaskular," kata Dr Dinesh.

Skenario serupa juga terjadi di wilayah Inggris, di mana serangan jantung meningkat selama Piala Dunia 1998. Bahkan, naik 25 persen ketika Inggris kalah dari Argentina dalam adu penalti tahun itu, kata Dr Dinesh.

Untuk menjawab kekhawatiran publik, Journal of Cardiology di Canada melakukan eksperimen terhadap orang-orang menyaksikan pertandingan hoki dan ditemukan bahwa secara tak sadar detak jantung mereka akan meningkat hingga 110 persen dan pembuluh darah seseorang akan melebar sampai 75 persen. Kondisi ini sama seperti kegiatan berolahraga secara intens. 

Selain itu, Dr Dinesh Nair, konsultan ahli jantung yang berpraktik di Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Komite Medis Asosiasi Sepakbola Singapura, mengatakan serangan jantung ini dipicu karena terhentinya pasokan darah ke otot jantung secara mendadak akibat penyumbatan, efeknya organ tersebut mengalami penyumbatan.

Risiko ini pun kian meningkat, ketika seseorang melibatkan taruhan atau uang, kerugiannya lebih besar. “Hal ini bisa sangat berdampak selama pertandingan dengan taruhan lebih tinggi dan untuk penggemar yang lebih bersemangat,” kata Dr Dinesh.

Berdasarkan keterangannya, biasanya seseorang yang mengalami serangan jantung juga mengalami beberapa gejala yang dirasakan terlebih dahulu mulai dari nyeri dada, sesak napas, pucat, keringat dingin, bahkan kondisi tidak sadar secara tiba-tiba.

Gaya Hidup yang Salah Picu Serangan Jantung

Meskipun ahli kardiologi, Dr Dinesh belum mempunyai bukti yang menunjukkan bahwa terjadi lonjakan kasus serangan jantung selama periode Piala Dunia, namun penyakit jantung adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak tersebar di Singapura.

“Diperkirakan 16 orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap hari. Faktanya, statistik terbaru tahun 2016 menyatakan bahwa penyakit kardiovaskular menyumbang 29,5 persen dari semua kematian di Singapura,” kata Dr Dinesh.

Bahkan, tahun ini menunjukkan bahwa hanya satu dari 12 orang yang menderita serangan jantung meninggal karena perawatan medis di Singapura menjadi lebih efisien.

Ahli jantung Dr Patrick Lim dari Rumah Sakit Khoo Teck Puat pun mengatakan, penyebab di balik angka-angka itu bukanlah hal baru, diet kolesterol tinggi, stres, merokok, konsumsi alkohol, dan gen menjadi faktor penentu. Tetapi selama musim Piala Dunia, faktor pemicu penyakit ini dirasa saling terkait.

"Selain Piala Dunia yang diadakan di AS pada tahun 1992, dan diselenggarakan bersama oleh Korea Selatan dan Jepang pada tahun 2002, Piala Dunia yang tersisa sebagian besar memiliki pertandingan yang diputar larut malam di Singapura. Ini akan dikaitkan dengan perubahan dalam siklus tidur, tidur kekurangan dan stres yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang," katanya.

Misalnya, selama Piala Dunia 2014, setidaknya tiga penggemar sepak bola China  meninggal setelah begadang untuk menonton pertandingan, dua di antaranya karena serangan jantung dan stroke, kata Dr Dinesh.

"Risiko ini bahkan lebih tinggi pada pasien dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya, terutama jika mereka lupa meminum obat yang diresepkan."

Cara Pencegahan Serangan Jantung

Ini tidak berarti bahwa siapa pun yang memiliki penyakit jantung tidak boleh menonton pertandingan Piala Dunia.

"Tidak mungkin seseorang yang didiagnosis mengalami serangan jantung akibat menonton Piala Dunia, itu tidak mungkin. Lebih tepatnya, ada beberapa gaya hidup yang memicu hal tersebut, " kata Dr Dinesh.

Untuk mengurangi risiko, Dr Dinesh mengatakan untuk sebaiknya menghindari rokok, alkohol, kafein, dan tidak begadang.

Sehingga, bagi Anda yang ingin menonton lebih banyak acara Piala Dunia, Anda harus tetap menerapkan gaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, berolahraga secara teratur, dan terus melakukan check up kesehatan secara rutin apabila ada penyakit jantung bawaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Libur Lebaran Telah Usai, Layanan di Dinas Dukcapil Jogja Kembali Normal

Jogja
| Selasa, 16 April 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement