Advertisement
Sekilas Histori Pesawat Tempur Boeing B-17 yang Meledak di AS
Ilustrasi Boeing - Is/Stuff
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pada 28 Juli 1935, sebuah pesawat bermesin empat lepas landas pertama kalinya dari Boeing Field di Seattle selatan. Awalnya dikenal sebagai Model 299, namun Richard Smith, Jurnalis Seattle Times menyebut pesawat sebagai "Flying Fortress" karena memiliki banyak dudukan senapan mesin.
Nama itu pula yang dijadikan merek dagang oleh Boeing. Sedangkan Korps Udara Angkatan Darat A.S menyebut pesawat itu sebagai B-17.
Advertisement
B-17 adalah monoplane sayap rendah yang menggabungkan fitur aerodinamis dari pembom raksasa XB-15 dan Model 247 Transport. Sedangkan, B-17E ialah model Flying Fortress pertama yang diproduksi secara massal yang mampu membawa sembilan senapan mesin dan muatan bom seberat 4.000 pon.
Jika menggabungkan pengangkutan eksterior dan interior, B-17 bisa mengangkut 17.000 pound dan memiliki jarak terbang mendekati 2.000 mil tergantung pada jumlah muatan bom.
Baca juga: Jokowi: Saya Yakin Elon Musk Buka Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia
Tahun 1941 menjadi pertempuran udara pertama B-17 atau saat Perang Dunia II ketika Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang membutuhkan persenjataan dan baju besi tambahan. Di Pasifik, pesawat ini mendapat reputasi mematikan dari Jepang yang dijuluki, "four engine fighters".
Flying Fortress melegenda karena kemampuannya untuk bertahan di udara dan membawa pulang awak kabin meski telah menerima hantaman brutal. Seperti saat dulu setelah mendapatkan serangan brutal itu banyak B-17 kembali ke pangkalan di Inggris dengan anggota awak kabin yang terluka dengan kerusakan pertempuran yang parah.
Melansir dari Boeing.com, seorang veteran berusia 88 tahun mengirimkan surat ke The Boeing Company, 75 tahun setelah penerbangan pertama B-17. Surat tersebut menceritakan bagaimana ia berhasil kembali ke Inggris setelah serangan bom di Jerman dengan 179 lubang antipeluru dan tersisa dua dari empat mesin yang berfungsi.
Tertulis dalam surat itu, “Saya senang masih hidup. Terima kasih telah membuat pesawat yang bagus,” tulisnya.
12.000 B-17 pernah diproduksi dan saat ini hanya 46 yang bertahan. Dari 46 pesawat yang tersisa hanya 9 yang masih aman untuk diterbangkan. Pesawat yang tersisa itu kini dapat dilihat di museum maupun pertunjukan udara seperti Wings Over Dallas Airshow, naasnya pesawat meledak karena tabrakan antara B-17 dengan Bell P-63 Kingcobra pada Sabtu (12/11/2022) lalu.
Sebelumnya, kabar kurang baik datang dari dirgantara AS, dua pesawat tempur saling bertabrakan dan meledak pada Sabtu siang waktu setempat.
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 1:20 siang, ketika Boeing B-17 Flying Fortress dan Bell P-63 Kingcobra bertabrakan di Wings Over Dallas Airshow di Bandara Eksekutif Dallas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
- Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
Advertisement
Ribuan Siswa MA di Kota Jogja Ikuti Tes Kemampuan Akademik
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Zulhas Temui Petani Kulonprogo, Pastikan Harga Pupuk Turun
- TPST Donokerto Beroperasi Penuh, Siap Sambut Libur Akhir Tahun
- Hasil Verona vs Inter Milan 1-2: Gol Bunuh Diri Menangkan Inter
- Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
- Juarai ETC Catalunya, Kiandra Ramadhipa Naik Peringkat 3
- Persebaya Balikkan Kedudukan Taklukkan Persis Solo 2-1
- Tambang Ilegal di Merapi Raup Rp3 Triliun Selama 2 Tahun Beroperasi
Advertisement
Advertisement



