Advertisement
Turut Sokong Pertumbuhan Ekonomi, Kinerja Emiten Diapresiasi Menko Airlangga

Advertisement
Jakarta, 28 September 2022
Di tengah kondisi ketidakpastian sebagai dampak gejolak global, ekonomi Indonesia terus bertahan dan mampu tumbuh 5% selama tiga triwulan berturut-turut. Pemerintah juga telah melakukan extra effort untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
Advertisement
Pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong dari berbagai sektor seperti konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi akibat dari pelonggaran mobilitas masyarakat, leading indicator sektor riil seperti penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen yang tumbuh positif, serta resiliensi kinerja sektor eksternal. Cadangan devisa dan nilai ekspor juga tumbuh secara impresif, sementara Neraca Perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 28 bulan berturut-turut. Di tengah pelemahan indeks saham global, IHSG juga mampu menorehkan return diatas 9%.
Dalam acara Musyawarah Anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Tahun 2022 yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (28/09), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut mengapresiasi realisasi kinerja yang baik dari emiten pada semester 1 tahun 2022 yang terdorong oleh peningkatan mobilitas dan aktivitas ekonomi.
“Kita lihat juga kinerja emiten dalam 7 tahun terakhir di mana perusahan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tumbuh 6,5% per tahun. Hingga Agustus 2022 ada 809 emiten yang tercatat dan sepanjang tahun 2022 ada 44 emiten dengan dana terkumpul mencapai Rp21,8 triliun. Kapitalisasi pasar saham Indonesia juga terus meningkat dengan aliran modal asing yang terus masuk ke pasar saham Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.
Disamping itu, Pemerintah tetap mewaspadai risiko terjadinya resesi global yang akan mendorong pelemahan demand global seperti prospek harga komoditas yang trennya mulai menurun, ekspor produk manufaktur ke Amerika Serikat yang terimbas potensi resesi, serta prospek durable goods di pasar domestik. Sementara sektor yang relatif bertahan atau memiliki long term potensial growth antara lain telekomunikasi, jasa kesehatan, makanan dan minuman, serta komoditas hilirisasi seperti nikel.
Untuk menjaga kepercayaan dunia usaha dan menjaga momentum pemulihan ekonomi seiring meredanya pandemi Covid-19, Pemerintah mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dari pandemi ke endemi. Strategi tersebut diantaranya dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor, deteksi kasus yang intensif, langkah sigap penanganan terapi, akselerasi vaksinasi, dan upaya penanganan kesehatan masyarakat berbasis digital.
Pemerintah juga masih melanjutkan program PEN di tahun 2022 dengan alokasi anggaran sebesar Rp455,6 triliun yang difokuskan pada penanganan kesehatan, pemberian bantuan sosial, dan mendukung kegiatan usaha. Program PEN ini sangat berperan dalam percepatan pemulihan pasca pandemi.
“Di jangka panjang, Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya melalui UU Cipta Kerja yang diharapkan bisa mempercepat investasi dan juga meningkatkan output perekonomian dengan hilirisasi dan mendorong berlakunya prinsip-prinsip ekonomi hijau serta mempercepat digitalisasi,” ujar Menko Airlangga.
Selain itu, untuk mendorong pengembangan pasar modal dan pendalaman pasar keuangan, Pemerintah akan terus mendorong berbagai kebijakan fiskal dan non-fiskal yang bisa memberikan insentif bagi para emiten. Pelayanan Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) juga akan terus disosialisasikan untuk memperbaiki iklim usaha dan peningkatan investasi di Indonesia.
Pemerintah juga mengapresiasi Peraturan OJK terkait relaksasi ketentuan bagi emiten yang diperpanjang hingga Maret 2023 untuk menjaga kinerja dan stabilitas Pasar Modal akibat penyebaran Covid-19.
Implementasi berbagai strategi yang telah disiapkan Pemerintah membutuhkan dukungan dari semua pihak. Koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholder termasuk AEI, merupakan pilar yang sangat penting untuk menjaga pemulihan ekonomi di tengah lingkungan global yang sangat fluktuatif.
“Tahun ini Indonesia memimpin G20 dan tahun depan memimpin ASEAN. Jadi, 2 panggung teater ekonomi ini diminta untuk dimanfaatkan oleh AEI yang merupakan tempat para juara emiten di pasar modal,” tutur Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga berharap emiten terus mendorong sustainable finance untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim serta pasar modal akan semakin kuat sebagai sumber pembiayaan untuk menopang perekonomian nasional. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPOM Telusuri Temuan Mi Instan Mengandung Etilen Oksida di Taiwan
- Hore, Bansos Beras 10 Kg Dilanjutkan hingga Desember 2025
- Presiden Prabowo Temui Emir Qatar Setelah Israel Serang Doha
- PBB Ingatkan Tepi Barat Terancam Terbelah akibat Permukiman Israel
- BPBD Bali Sebut Hingga Pagi Ini Ada 19 Orang Meninggal Dunia
Advertisement

Wakil Bupati Sleman Tekankan Kerja Kolaboratif untuk Tekan Stunting
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Gaji PPPK Paruh Waktu 2025, Jakarta Tertinggi dan Jateng Terendah
- Agen Tenaga Kerja Asing Beri THR ke Pegawai Kemnaker Pakai Duit Korupsi
- Istri eks PM Nepal Masih Hidup dan Dirawat Intensif
- 46 Orang Tewas Akibat Serangan Udara dari Irael ke Wilayah Yaman
- Begini Ciri dari Terduga Pelaku Penembakan Charlie Kirk
- Peserta JKN Wajib Jalani Skrining Riwayat Kesehatan
- TNI AD Dikerahkan untuk Evakuasi Korban Banjir di Bali
Advertisement
Advertisement