Terinspirasi Bung Tomo & Soedirman, Warga Ukraina Siap Mati
Advertisement
Perang Ukraina menimbulkan dampak luar biasa bagi kemanusiaan dan kondisi ekonomi global. Saat berkunjung ke Griya Harian Jogja, Kamis (23/9/2022) lalu, Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbagi cerita kondisi kecamuk perang di Ukraina. Berikut laporan yang dihimpun wartawan Harian Jogja, Sunartono.
Tepat 24 Februari 2022 lalu, mimpi buruk melanda warga Ukraina. Di hari itu, Rusia memberikan tanda meningkatkan eskalasi invasi terhadap Ukraina. Kondisi ini membuat sepertiga penduduk Ukraina harus mengungsi dari kampung halamannya.
Advertisement
Kemelut perang telah membuat ekonomi Ukraina berantakan, tak terhitung lagi jumlah perusahaan yang tutup. Sejumlah perusahaan skala besar yang sempat tutup antara lain perusahaan makanan yang memproduksi biskuit dan cokelat, Mondelez. Kemudian Nestle di Ukraina kesulitan rantai pasokan bahan baku. Produsen bir dunia, Carlsberg, menghentikan sementara 1.300 karyawannya demi keamanan. Begitu juga Coca Cola tutup sementara dan meminta karyawan tetap di rumah.
Masih ada ribuan perusahaan yang terpaksa tutup akibat perang. Tak hanya di Ukraina yang menjadi medan pertempuran, perang ini berdampak luas pada perekonomian global.
Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Haminian dalam berbagai kesempatan terus mengampanyekan penghentian perang dengan alasan kemanusiaan. Sebab dampaknya luar biasa. Tercatat sejak 24 Februari hingga Juli 2022 lalu, sebanyak 10.000 orang meninggal dunia, 389 di antaranya anak-anak, dan ratusan ribu warga di Ukraina harus mengungsi. Saat memberikan kuliah umum di UII pada Juli 2022 lalu, ia membandingkan serangan Rusia ke Aleppo 2016 yang hanya mengeluarkan 150 rudal, sedangkan invasi terhadap Ukraina menghabiskan 4.000 rudal.
Vasyl mengungkap kondisi warga Ukraina di tengah kecamuk di negaranya. Ia mengungkap soliditas warga Ukraina kini justru kian kuat.
Bahkan Vasyl menyebut warga Ukraina tidak lagi takut kedinginan, tidak takut mati, tidak takut terluka, diancam diputuskannya arus listrik pun tak menghentikan semangat untuk melawan. "Karena warga [Ukraina] menginginkan kemerdekaan dan bisa beraktivitas seperti biasa," ucapnya saat mengunjungi Griya Harian Jogja pada Kamis (22/9/2022) malam.
BACA JUGA: Anomali Wisata Jogja: Tetap Tinggi Meski Harga Melonjak
Meski perang masih berkecamuk, warga berusaha untuk beraktivitas normal dengan risiko yang cukup tinggi. Termasuk berusaha terus menggerakkan aktivitas ekonomi. Negara berusaha untuk memperbaiki kondisi perekonomian. Warga melakukannya dengan perlawanan terhadap invasi Rusia karena hakikatnya mereka ingin kembali beraktivitas seperti dulu.
“Mereka [warga Ukraina] tidak ingin menjadi budak, itu seperti pemahaman yang sangat umum,” ucapnya sembari menyedot batang kretek lokal dari tangan kirinya.
“Saya bisa mati ketika saya bertarung, tetapi saya akan mati sebagai manusia bebas,” ujarnya menunjukkan idealisme dan rasa cinta pada negaranya.
“Jadi kami dapat pilihan untuk mencoba menunggu dan kemudian mungkin akan terbunuh, mungkin akan disiksa, mungkin jika beruntung tidak [tidak dibunuh atau tidak disiksa], atau mencoba bertarung dan menang,” ucapnya menggambarkan semangat sebagian besar warga Ukraina.
Tak disangka, perjuangan warga Ukraina yang saat ini dalam kondisi perang justru terinspirasi pahlawan nasional dari Indonesia, Jenderal Soedirman dan Bung Tomo. Kedua sosok panglima perang dari Indonesia ini banyak menjadi inspirasi di Ukraina. Tidak hanya kalangan tentara, tetapi juga warga sipil.
“Kami sangat terinspirasi Jenderal Soedirman dan Bung Tomo,” ucap Vasyl.
Jenderal Soedirman, Sukarno, dan Bung Tomo sudah menjadi idola sejak lama. Di Ukraina, foto kedua sosok ini dibikin jadi kalender.
Soedirman menjadi inspirasi di Ukraina atas kemampuannya memimpin perang gerilya dan perang kemerdekaan. Bahkan saat tubuhnya hanya tersisa satu paru-paru dengan ditandu, sang Jenderal Besar mampu memimpin perang melawan Belanda yang memiliki peralatan perang memadai.
Adapun Bung Tomo, tokoh 10 November yang pidatonya menggelegar ketika mengagitasi warga Surabaya untuk mengangkat senjata melawan penjajah Belanda, pidatonya sering diperdengarkan.
“Itu lah yang menginspirasi kami di Ukraina. Kami menjadikan figur ini sebagai inspirasi, misalnya tokoh pejuang menginspirasi tentara kami di Ukraina. Begitu juga dengan tokoh politik seperti Sukarno banyak kalimatnya yang menjadi inspirasi bagi kami,” ucapnya.
Di tengah upaya membangun keberanian itu, warga Ukraina berusaha mengembalikan kondisi ke arah normal, roda perekonomian berusaha diputar sedemikian rupa. Bagaimanapun, warga ingin kehidupan normal dan nyaman seperti sebelum perang.
Mereka tidak ingin menjadi negara bangkrut akibat perang. Perlahan perusahaan pun mulai beroperasi setelah tujuh bulan lebih digempur Rusia. “Saat ini baru sekitar 50.000 perusahaan yang perlahan bangkit dan bahkan malah tumbuh,” katanya. ([email protected])
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
- Pemerintah Pastikan Penetapan UMP 2025 Molor, Gubernur Diminta Bersabar
- 8 Terduga Teroris Ditangkap, Terkait dengan NII
- Dugaan Suap ke Sahbirin Noor, KPK Periksa Empat Saksi
- Desk Pemberantasan Judi Online Ajukan Pemblokiran 651 Rekening Bank
- Diskop UKM DIY Raih Juara III Kompetisi Sinopadik 2024 di Palangkaraya
- Ketua MPR: Presiden Prabowo Disegani Saat Tampil di G20 Paparkan Hilirisasi SDA
Advertisement
Advertisement