Advertisement
Kemenkes Tegaskan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengingatkan kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan lalu mengatakan akhir pandemi sudah di depan mata.
Syahril menilai pernyataan WHO tersebut bukan pengumuman akhir dari pandemi, tetapi hanya mengingatkan bahwa akhir pandemi harus diraih.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
"Tanggal 14 September yang lalu Sekjen WHO mengumumkan tanda-tanda pandemi ini sudah di depan mata, tapi beliau mengingatkan, bukan semata-mata berakhir, tapi tanda-tanda itu harus dijemput," ujar Syahril dalam diskusi virtual Meet the Expert: Kapan Pandemi Berakhir?, Jumat (23/9/2022).
Oleh karenanya, sambung Syahril, WHO mengimbau setiap negara untuk menyelesaikan vaksinasi terhadap lansia dan tenaga kesehatan. Selain itu, testing dan sequencing juga harus digiatkan agar dapat mendeteksi varian baru.
WHO juga mengingatkan bahwa sistem kesehatan juga harus dipersiapkan agar dapat melakukan pencegahan, pengendalian, dan menghadapi lonjakan kasus. Terakhir, lanjut Syahril, WHO juga menyarankan agar penyampaian informasi tentang pandemi harus jelas, yakni setiap orang masih bisa tertular dan masih ada kemungkinan muncul varian baru.
"Nah ini rekapan dari WHO, dapat melihat pandemi akan berakhir bukan berarti telah berakhir. Di banyak negara pembatasan sosial sudah dicabut tapi sesungguhnya gap vaksinasi masih besar," jelasnya.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menambahkan bahwa pandemi memang belum berakhir dan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Meski begitu, Pandu menilai WHO memang ingin mencabut status kedaruratan masyarakat, sebab saat ini kasus Covid-19 di seluruh negara hampir semunya menurun.
"Yang penting adalah kematian dapat ditekan serendah-rendahnya. Supaya makin rendah, WHO menyarankan penduduk yang berisiko harus mendapat vaksinasi 100 persen," ucapnya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polres Magelang Kota Amankan 100 Kilogram Bahan Mercon, 1 Pelaku Ditangkap
- 11,39 Juta Wajib Pajak Telah Lapor SPT Tahunan
- Alasan Kejagung Tuntut Teddy Minahasa Hukuman Mati
- KPK Duga Rafael Alun Trisambodo Terima Gratifikasi Dalam Bentuk Uang
- Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, PDIP Klaim Tidak Ada Beda Sikap dengan Jokowi
Advertisement

Belasan Motor Milik Remaja Pelaku Perang Sarung Disita hingga Lebaran
Advertisement

Ini Wisata Air di Wilayah Terpencil Gunungkidul yang Menarik Dikunjungi
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ada Tambahan Jadwal KRL Jogja Solo, Hari Ini!
- Ini Jadwal Kereta Bandara Jogja YIA, Sabtu 1 April 2023
- Rekor Tertinggi! 700 Ribu Kasus TBC Ditemukan Sepanjang 2022
- Tiket Bisa Dibeli Online, Ini Jadwal Bus DAMRI Jogja-Bandara YIA Sabtu 1 April 2023
- Prakiraan Cuaca DIY, Sabtu 1 April 2023: Siang Ini, Sleman Hujan Petir
- Top 7 News Harianjogja.com, Sabtu 1 April 2023
- Polres Magelang Kota Amankan 100 Kilogram Bahan Mercon, 1 Pelaku Ditangkap
Advertisement
Advertisement