Advertisement

Kemenkes Tegaskan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

Surya Dua Artha Simanjuntak
Sabtu, 24 September 2022 - 04:27 WIB
Budi Cahyana
Kemenkes Tegaskan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir Ilustrasi virus Covid-19 varian AY.4.2 - Times of India

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengingatkan kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan lalu mengatakan akhir pandemi sudah di depan mata.

Syahril menilai pernyataan WHO tersebut bukan pengumuman akhir dari pandemi, tetapi hanya mengingatkan bahwa akhir pandemi harus diraih.

Advertisement

"Tanggal 14 September yang lalu Sekjen WHO mengumumkan tanda-tanda pandemi ini sudah di depan mata, tapi beliau mengingatkan, bukan semata-mata berakhir, tapi tanda-tanda itu harus dijemput," ujar Syahril dalam diskusi virtual Meet the Expert: Kapan Pandemi Berakhir?, Jumat (23/9/2022).

Oleh karenanya, sambung Syahril, WHO mengimbau setiap negara untuk menyelesaikan vaksinasi terhadap lansia dan tenaga kesehatan. Selain itu, testing dan sequencing juga harus digiatkan agar dapat mendeteksi varian baru.

WHO juga mengingatkan bahwa sistem kesehatan juga harus dipersiapkan agar dapat melakukan pencegahan, pengendalian, dan menghadapi lonjakan kasus. Terakhir, lanjut Syahril, WHO juga menyarankan agar penyampaian informasi tentang pandemi harus jelas, yakni setiap orang masih bisa tertular dan masih ada kemungkinan muncul varian baru.

"Nah ini rekapan dari WHO, dapat melihat pandemi akan berakhir bukan berarti telah berakhir. Di banyak negara pembatasan sosial sudah dicabut tapi sesungguhnya gap vaksinasi masih besar,"  jelasnya.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menambahkan bahwa pandemi memang belum berakhir dan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Meski begitu, Pandu menilai WHO memang ingin mencabut status kedaruratan masyarakat, sebab saat ini kasus Covid-19 di seluruh negara hampir semunya menurun.

"Yang penting adalah kematian dapat ditekan serendah-rendahnya. Supaya makin rendah, WHO menyarankan penduduk yang berisiko harus mendapat vaksinasi 100 persen," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Libur Lebaran 2024, Dispar Bantul Tambah Petugas TPR

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement