Advertisement

Golongan Daya Listrik 450 VA Dihapus, Ekonom: Subsidi Bisa Salah Sasaran!

Maria Elena
Rabu, 14 September 2022 - 05:47 WIB
Arief Junianto
Golongan Daya Listrik 450 VA Dihapus, Ekonom: Subsidi Bisa Salah Sasaran! Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis - Arief Hermawan P

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Badan Anggaran DPR RI mengusulkan untuk dihapuskannya penggunaan daya listrik 450 VA dan dialihkan ke 900 VA untuk mengatasi kelebihan pasokan atau over supply listrik.

Sementara itu, pelanggan yang menggunakan daya listrik 900 VA diminta untuk dinaikkan ke daya 1.200 VA agar permintaan terhadap listrik meningkat.

Advertisement

BACA JUGA:  Simak! Ini Barang Paling Laris saat Ramadan-Lebaran versi Tokopedia

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky mengatakan bahwa usulan tersebut kemungkinan besar bisa mengatasi masalah over supply listrik.

BACA JUGA: Begini Penjelasan Banggar DPR RI soal Usulan Menghapuskan Daya Listrik 450 VA

Namun demikian, dengan pengalihan penggunaan daya listrik dari 450 VA menjadi 900 VA, akan menyebabkan subsidi listrik menjadi tidak tepat sasaran.

“Ini menyalahi subsidi, karena subsidi diberikan untuk masyarakat yang konsumsi listriknya rendah, yang kemampuan ekonominya rendah. Jika kemudian dialihkan ke 900 VA, ada kemungkinan tidak tepat sasaran," katanya, Selasa (13/9/2022).

Di samping itu, dia menilai pengalihan daya listrik tersebut juga akan menambah beban pada APBN.

Namun, dia mengatakan hal itu tergantung pada seberapa besar skema subsidi listrik nantinya. “Tentu kalau konsumsi menjadi semakin besar, beban subsidi akan semakin besar. Tapi kembali lagi, target subsidi menjadi kurang tepat sasaran,” jelasnya.

BACA JUGA: Bareskrim Ikut Usut Kasus Peretasan Data oleh Bjorka

Pada kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal berpendapat pengalihan daya listrik dari 450 VA ke 900 VA akan berdampak pada daya beli dan kesejahteraan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Pasalnya, masyarakat kelas menengah ke bawah saat merupakan kelompok yang paling tertekan, mulai dari upah dan pasar tenaga kerja yang belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19, lonjakan inflasi, hingga kenaikan harga BBM.

“Dampaknya paling besar ke kelompok bawah. Kalau kemudian ada kebijakan penghapusan daya listrik 450 VA, berarti tambah beban lagi untuk biaya listrik. Biaya listrik dalam komponen inflasi nomor 2, setelah makanan minuman, jadi semakin berat," katanya.

Meski subsidi listrik masih dipertahankan, lanjutnya, pemerintah juga perlu memperhatikan betul implementasi kebijakan ini secara teknis di lapangan. 

“Jika tidak dikelola dengan baik, akan berakibat pada meningkatnya beban konsumsi listrik kelas menengah ke bawah. Ini perlu ada penekanan, harus hati-hati dalam hal implementasinya karena beban yang ditanggung masyarakat kelompok bawah semakin besar,” jelasnya.

BACA JUGA:  Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ada 20% Dokumen Bacaleg DIY Meragukan, Salah Satunya soal Legalisasi Ijazah

Jogja
| Rabu, 07 Juni 2023, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Pacu Adrenalin Lewat 3 Wisata Ekstrem di Jogja

Wisata
| Rabu, 07 Juni 2023, 05:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement