Advertisement

Pupuk Subsidi NPK Phonska dan Urea di Boyolali Kian Langka

Nova Malinda
Rabu, 31 Agustus 2022 - 19:27 WIB
Jumali
Pupuk Subsidi NPK Phonska dan Urea di Boyolali Kian Langka Pupuk bersubsidi - Ilustrasi/JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI — Tiga jenis pupuk subsidi yakni ZA, Petroganik, dan SP 36 telah dihapus oleh pemerintah sejak berlakunya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022, termasuk di Boyolali.

Pupuk bersubsidi sekarang ini tersisa NPK Phonska dan Urea. Sementara, penghapusan menyebabkan stok pupuk subsidi Phonska dan Urea di Boyolali kian langka, Rabu (31/8/2022).

Advertisement

“Tiga jenis pupuk subsidi kabarnya sudah tidak keluar lagi, sekarang ditambah susah sekali mencari pupuk Urea dan NPKPhonska,” ucap warga Desa Ketitang Kecamatan Nogosari, Cipto Wiyono, Rabu (31/8/2022).

Cipto menjelaskan stok pupuknya saat ini sudah habis, sedangkan ia baru mendapat pupuk lima karung di musim tanam kedua yakni pada Juni 2022. “Kemarin itu baru yang Urea, yang NPK Phonska belum turun,” ucap dia.

Jika dilihat dari kartu tani, luas tanah yang dimiliki Cipto dari Boyolali ini mencapai satu hektare lebih. Cipto seharusnya mendapat jatah pupuk subsidi sebanyak 14 karung, dengan berat per karung 50 kg.

“Dari luas tanah saya, harusnya saya mendapat pupuk Urea sembilan karung dan NPK Phonska lima karung setiap tahunnya, tapi tahun ini jatahnya dikurangi,” ucap dia.

Cipto memperkirakan kelangkaan tersebut sudah mulai terjadi sejak 2018.

Ketika stok pupuk dari pemerintah sudah habis, sementara kebutuhan pupuk masih banyak, Cipto harus mencari tambahan pupuk subsidi ke daerah lain di luar Boyolali yang stoknya banyak.

“Karena masih kurang, saya membeli pupuk lagi ke daerah yang banyak stoknya, seperti Jogja, atau ke daerah-daerah utara, itu penjualnya tidak resmi,” ucap dia.

Sementara, harga pupuk subsidi yang dijual secara tak resmi itu relatif mahal.

“Harganya jadi sekitar Rp220.000/karung, kalau normal nya di penyalur resmi cuma Rp120.000. Tapi tidak apa-apa, daripada beli yang nonsubsidi harganya mencapai Rp500.000/karung,” ucap dia.

Cipto berharap ada perhatian dari pemerintah soal kelangkaan pupuk subsidi saat ini. “Katanya ingin petani maju dan makmur, tapi pupuk dan pestisida, semua mahal, kan tidak cucuk [seimbang] dengan harga gabahnya,” ucap dia.

Kekosongan stok pupuk subsidi Phonska dibenarkan oleh distributor pupuk subsidi CV Berkah Jaya. CV tersebut yang menyuplai stok pupuk subsidi di Kecamatan Nogosari dan Ngemplak.

Kepala Bagian Umum CV Berkah Jaya Boyolali, Aris Munandar membenarkan kelangkaan stok pupuk subsidi dimulai sejak Juni 2022.

“Susah mencari pupuk subsidi, kami sekarang tidak ada stok, kalau petani yang menanyakan sudah banyak,” ucap dia.

Menurutnya, stok pupuk subsidi biasanya diturunkan pemerintah ketika mendekati musim tanam.

”Ini sebentar lagi masuk musim tanam ke tiga, harusnya sudah akan turun,” ucap dia.

CV Berkah Jaya sebelumnya menjadi distributor empat pupuk subsidi, meliputi ZA, SP36, NPK Phonska, dan Petroganik. Namun, distributor tersebut hanya menyediakan pupuk Phonska setelah peraturan menteri soal penghapusan pupuk subsidi terbit.

“Tiga pupuk subsidi dihapus, dan pupuk Urea sudah diurus sama pusat, jadi kami tidak suplai lagi,” ucap dia.

Ketika musim panen, CV Berkah Jaya bisa menguras gudang pupuk subsidi hingga ratusan ton. “Kami waktu musim panen 2021 bisa menghabiskan 400 ton pupuk subsidi dalam waktu satu bulan, itu kebetulan ada stoknya, dan permintaan banyak,” ucap dia.

Lebih lanjut, Aris menerangkan pemberian pupuk subsidi di Boyolali biasanya dilakukan bertahap.

“Misalnya jatah pupuk subsidi petani di kartunya ada 12 karung, biasanya di musim tanam satu baru turun empat karung, sisanya yang lain diturunkan saat musim tanam selanjutnya” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement